Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Minta Jabar Genjot Perekonomian, Ini Jawaban Aher

Jokowi Minta Jabar Genjot Perekonomian, Ini Jawaban Aher Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Presiden Joko Widodo meminta Jawa Barat untuk meningkatkan perekonomian agar bisa membuka lapangan pekerjaan?baru bagi angkatan kerja yang masih menganggur.

Jokowi mengakui Jabar merupakan salah satu daerah penyangga ibukota Jakarta memiliki posisi yang strategis dan memiliki keterkaitan ekonomi yang kuat dengan pertumbuhan ekonomi hingga angka 5,67 persen pada 2016.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengakui angka pengangguran naik tipis yaitu sekitar 8,8 persen pada 2016 dibanding tahun sebelumnya sebesar 8,72 persen. Namun, dikatakan orang nomor satu di Jabar ini pada saat yang sama angka kemiskinan mengalami penurunan.

"Jadi, semua indikator-indikator makro itu tumbuh positif kecuali di pengangguran naik," katanya kepada wartawan di Bandung, Rabu (3/5/2017).

Aher menegaskan seluruh indikator makro di Jabar pada 2016 menunjukkan perkembangan yang baik kecuali di angka pengangguran.

"Saya kira di angka pengangguran tentu penyebabnya holistik, bisa eksternal, bisa kebijakan pusat, bisa kebijakan provinsi maupun kebijakan kabupaten/kota karena keseluruhannya menyatu satu sama lain," jelasnya.

"Kita juga akan melakukan evaluasi karena baru kali ini. Tahun-tahun sebelumnya tidak terjadi, tapi pada saat yang sama di tahun 2016, kita mendapatkan angka pertumbuhan paling tinggi di Pulau Jawa mengalahkan DKI Jakarta," tambahnya.

Aher memaparkan angka kemiskinan di Jabar pada tahun 2016 mengalami penurunan yang tajam. Sedangkan untuk pendidikan juga mengalami kenaikan yang tajam. Terbukti, angka partisipasi SD di atas 100%; SMP mencapai lebih dari 98%; dan SMA 62% dengan hitungan baru yang ditetapkan UNESCO.

"Sekali lagi angka-angka makro kita naik, sedikit penurunan di angka pengangguran. Mudah-mudahan situasinya bukan tren dan di semester I 2017 bisa kita atasi dengan mengoptimalkan investasi," paparnya.

Aher menilai kondisi tersebut terbilang unik. Sebab, pada tahun 2016 Jabar mendapatkan investasi tertinggi di Indonesia yang seharusnya mampu menyerap pengangguran.

"Ini agak unik, ada apa dengan investasi, jangan-jangan investasinya di sektor padat modal dan bukan padat karya," paparnya.

Menurutnya, Pemerintah Provinsi Jabar ke depannya akan mengkaji kondisi tersebut sehingga bisa mengarahkan investasi yang semata-mata modalnya masuk tapi tidak berdampak pada ketenagakerjaan. Terkait penyerapan anggaran, Aher menegaskan semua OPD secara maksimal mampu menyerap anggaran karena Jabar tertinggi penyerapan anggaran yang mencapai 93,60 persen.

"Ini belum pernah ada di dalam sejarah, Jabar tertinggi di antara provinsi yang lain di Indonesia," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: