PT Jasa Marga Tbk mengakui tiga proyek infrastruktur di ruas tol Jakarta-Cikampek berpotensi membuat situasi lalu lintas makin macet dari hari biasanya dan untuk itu pengelola jalan tol ini meminta maaf kepada para pelanggannya.
"Tiga proyek ini dipastikan membuat situasi lalu lintas bisa macet luar biasa, terutama di sekitar Simpang Susun Cikunir," kata General Manager PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek, Kristianto, kepada pers di Jakarta, Kamis (4/5/2017).
Tiga proyek itu adalah Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) oleh PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC), anak usaha PT Jasa Marga Tbk sepnajang 36,4 km dari Simpang Susun Cikunir sampai Simpang Susun Karawang Barat.
"Sudah dimulai Maret tahun ini dan ditargetkan selesai dua tahun ke depan," katanya.
Kedua, adalah proyek "Light Rail Transit" (LRT) Lintas Pelayanan 3 Cawang-Bekasi Timur sepanjang 18,5 km, sebuah moda transportasi berbasis rel yang pembangunan prasarananya dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Tahap pertama, pembangunan LRT Jabodebek meliputi tiga lintas layanan yakni, Cibubur-Cawang sepanjang 14,5 km, Bekasi Timur-Cawang 18,5 km, dan Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 10,5 km. Saat ini, progres pembangunan LRT Jabodebek telah mencapai 15 persen dan ditargetkan selesai 2019.
Ketiga, adalah proyek kereta cepat Jakarta-Bandung oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), akan segera dibangun di sisi kanan kiri ruas utama Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting.
Rutenya membentang dari Halim menuju Tegalluar sepanjang 142,3 km. Proyek ini ditargetkan tuntas konstruksinya selesai di akhir 2019 juga.
Oleh karena itu, tegasnya, pihaknya bersama-sama dengan pemerintah melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) melakukan koordinasi dan sinkronisasi atas pelaksanaan ketiga proyek tersebut.
Untuk membantu meminimalisir dampak kepadatan lalu lintas akibat kegiatan konstruksi tersebut, katanya, maka pelaksanaan proyek-proyek tersebut dibantu konsultan manajemen konstruksi untuk mengintegrasikan kegiatan pekerjaan, metode pelaksanaan pekerjaan, mengkomunikasikan kegiatan yg berisiko mengganggu lalu lintas seperti mobilisasi material, alat berat, dan girder jembatan.
"Beban tol Jakarta-Cikampek saat ini sudah sudah sangat tinggi. Lalu lintas harian yang mencapai 590 ribu kendaraan per hari, tak jarang sudah membuat kepadatan tersendiri, terutama pada saat-saat jam sibuk. Posisi rasio jumlah kendaraan dengan kapasitas jalan saat ini sudah 1,3. Artinya sudah berlebih. Idealnya di bawah satu," katanya.
Untuk itu, tegasnya, pihaknya tetap akan mengupayakan agar kenyamanan pengguna jalan terus dapat dipertahankan antara lain dengan observasi layanan wilayah jalan tol melalui delapan unit kendaraan layanan jalan tol, derek gratis bagi kendaraan yang mengalami gangguan di jalan tol dan koordinasi dengan Polisi Jalan Raya (PJR) untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas sebagai dampak gangguan lalu lintas, khususnya untuk rekayasa lalulintas di Simpang Susun Cikunir.
Selain itu, pembatasan jam kerja/waktu pelaksanaan konstruksi terutama untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas, terutama ketika libur panjang dan Lebaran H-20 diharapkan tidak ada pekerjaan proyek.
Meski demikian, tambahnya, jika ternyata kepadatan masih dapat terjadi maka pihaknya meminta maaf atas kepadatan yang terjadi selama proses pembangunan dan akan memaksimalkan pelayanan bagi pengguna jalan yang membutuhkan.
"Karena itu kami imbau kepada pengguna jalan tol terutama di koridor Jakarta-Cikampek untuk terus memantau kondisi lalu lintas selama proses pengerjaan tiga proyek infrastruktur tersebut melalui saluran komunikasi kita," katanya.
Jika kepadatan tidak terelakkan, tambahnya, pihaknya menghimbau untuk menggunakan jalur alternatif atau jalan arteri lainnya seperti untuk pengguna jalan dari Jakarta yang menuju ke Bekasi/Cikampek dapat keluar di exit Jatiwarna/Jatiasih, atau keluar di exit Kalimalang. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement