Kedutaan Besar Australia, Jakarta, mengadakan?acara bertajuk Peserta Program Pertukaran Muslim Memperoleh Pengalaman tentang Islam dan Keanekaragaman/(Muslim Exchange Program) melalui kumpulan tulisan berjudul Hidup Damai di Negeri Multikultur: Pengalaman Peserta Pertukaran Tokoh Muda Muslim Australia-Indonesia.?Kegiatan ini bertempat di Executive Residence, Kedutaan Besar Australia, Jakarta Selatan, Kamis (18/5/2017).
Program tersebut memberi kesempatan pemuda-pemudi perwakilan dari negara Indonesia dan Australia yang beragama muslim untuk merasakan pengalaman hidup yang berbeda dan nantinya akan menjadi sebuah inspirasi untuk dibawa pulang ke negara masing-masing dan dibagikan.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Justin Lee mengatakan bahwa hubungan luar negeri di tingkat internasional sangat transactional.
"Jadi apa yang harus kita beri atau kita bisa tukar dengan yang lain seperti di pasar atau perdagangan saja, tetapi sebenarnya jika kita ingin memiliki hubungan internasional yang sangat erat harus ada emosinya sebenarnya, harus ada yang dari dalam hati, harus bisa mengerti satu sama lain lebih mendalam, kalau tidak mengerti nanti tidak jadi sayang, jadi harus ada emosi di situ," ujarnya.
Salah satu kandidat dari Indonesia bernama Nurjami Astianti yang berasal dari Sukabumi dan juga seorang guru BK SMKN 1 Kota Sukabumi menuturkan dirinya?melihat muslim Australia sangat?beragam.
"Salah satu contohnya ada dua buku yang berbeda satu nulis Moslem in Australia dan Islam in Australia, itu dua penulis yang berbeda dan punya perspektif yang berbeda. Jadi sama saja jika kita lihat muslim di Australia dan Indonesia, hanya karena kalau perkembangan Islam di Australia mungkin ada yang gelombangnya dari migran, jadi kakek dan neneknya sudah Islam, ada yang Islam karena mereka convert, nah yang convert ini menarik, jadi yang convert ini berkembang menjadi moderat dan juga fanatik, dan lain sebagainya," ujar perempuan berusia 34 tahun MEP 2017 BATCH 1 tersebut.
Sedangkan, dari pihak perwakilan Autralia yang berkunjung di tiga kota di Indonesia yakni Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar menuturkan bahwa Islam di Indonesia sangat indah.
"Banyak muslim wanita berlalu lalang dengan menggunakan hijab, mayoritas masyarakat di Indonesia adalah beragama Islam sedangkan muslim di Australia adalah minoritas, jadi tantangannya berbeda, dan kami mungkin akan ditanyai banyak pertanyaan ketika kembali ke Australia, dan kami akan bekerja keras untuk menjelaskan kepada mereka dengan baik," ujar Ashraf Naim seorang General Manager di Australia.
Wakil Duta Besar Australia Justin Lee berharap dengan adanya program ini akan menciptakan ikatan sepanjang masa antara pemimpin muda muslim di kedua negara dan memberi pengalaman untuk mengubah hidup.
"Saya harap buku ini akan memberi sumbangsih pada pemahaman yang lebih baik tentang peran penting yang dimainkan muslim dalam masyarakat Australia dan bahwa masyarakat Australia dapat belajar tentang warisan Islam yang kaya di Indonesia, rumah bagi populasi muslim terbesar di dunia," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement