Efek Dinamika Geopolitik, Harga Emas Diprediksi Meroket hingga US$3.000
Goldman Sachs Group Inc memperkirakan kenaikan harga emas belum mencapai puncaknya. Pihaknya mengatakan kenaikan salah satu logam mulia ini berpotensi mencapai US$3.000 per ons di Desember 2025.
Analis Goldman Sachs, Daan Struyven meyakini komoditas emas menjadi salah satu instumen investasi yang sangat menguntungkan untuk periode ini. Faktor utamanya adalah permintaan tinggi dari bank sentral serta kondisi ekonomi global yang mendorong investor untuk beralih ke aset safe haven.
"Pilih emas," kata Daan, dilansir pada Rabu (20/11).
Federal Reserve (The Fed) diperkirakan tak akan melakukan pemangkasan bunga dalam waktu dekat. Namun hal tersebut bisa berubah mengingat adanya ketidakpastian market akibat dinamika geopolitik global seperti konflik antara Rusia dan Ukraina.
Goldman Sachs percaya bahwa bank sentral akan meningkatkan pembelian emas pada tahun mendatang. Hal tersebut didorong oleh kebutuhan diversifikasi cadangan dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi.
Di sisi lain, tingginya volatilitas termasuk dalam bursa saham juga dapat memicu perpindahan dana investor ke emas sebagai aset perlindungan nilai.
Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Kompak Menanjak Hari Ini, Cek Rinciannya!
Kombinasi ketegangan geopolitik hingga kebijakan moneter longgar diperkirakan akan membuat emas dipandang sebagai pilihan investasi strategis untuk menghadapi ketidakpastian global. Goldman Sachs merekomendasikan investor untuk tetap menjadikan emas sebagai portofolio utama di tengah kondisi ekonomi saat ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement