Aprindo: Transaksi Ritel Bali Tumbuh 5%

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali mencatat transaksi ritel di daerah setempat tumbuh pada kisaran tiga hingga lima persen selama periode Lebaran jika dibandingkan tahun 2016.

"Lebaran tahun ini mendongkrak kunjungan 10 hingga 15 persen tetapi penjualan hanya tumbuh tiga hingga lima persen dibandingkan tahun lalu," kata Sekretaris Aprindo Bali I Made Abdi Negara di Denpasar, Selasa (4/7/2017).

Sedangkan secara nasional pertumbuhan ritel pada semester pertama 2017 mencapai 3,9 persen padahal, lanjut Abdi, inflasi terjaga di bawah empat persen.

"Harusnya ritel bisa tumbuh 18 sampai 20 persen secara penjualan apalagi ditambah dengan momen Lebaran," ucapnya.

Menurut Abdi, tingkat penjualan yang tidak sebanding dengan kunjungan konsumen menandakan bahwa daya beli masyarakat mulai menurun.

Menurunnya daya beli tersebut, kata dia, diperkirakan karena masyarakat saat ini lebih berhati-hati mengeluarkan uangnya untuk berbelanja.

"Kemungkinan masyarakat mempertimbangkan faktor anggaran yang harus disediakan untuk anak sekolah bulan Juli, sehingga terjadi kehati-hatian dalam pembelanjaan barang-barang bukan kebutuhan dasar," ucap Abdi yang juga mengelola restoran berdesain pesawat itu.

Meski demikian kunjungan tokoh-tokoh dunia berlibur di Bali diharapkan membawa dampak signifikan terhadap pariwisata di Pulau Dewata sehingga turut berimbas kepada kegiatan ekononi masyarakat.

Beberapa turis asing misalnya dari China memiliki karakter berbelanja dalam jumlah besar di toko-toko modern seiring dengan pertumbuhan dinamis minimarket modern milik pengusaha lokal di Bali.

Ia mengharapkan tahun 2017 bisnis ritel di Bali dapt bertumbuh pasa kisaran sembilan persen apabila pariwisata daerah tumbuh signifikan. (Ant)