Menko Perekonomian Darmin Nasution menyatakan anggapan bahwa saat ini ada pelemahan ekonomi Indonesia merupakan anggapan tanpa dasar.
"Anggapan adanya pelemahan itu tidak ada dasarnya karena walaupun konsumsi rumah tangga 4,95 persen, tidak 5,0 persen ya, tapi tetap itu ukuran Juni pas mau lebaran," kata Darmin ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (8/8/2017).
Darmin menilai pertumbuhan ekonomi triwulan II 2017 mungkin tidak jelek tapi mungkin juga tidak terlalu bagus.
Ia menyebutkan ukuran yang digunakan adalah pada bulan Juni, yang merupakan akhir bulan puasa, menjelang lebaran yang memang orang menyimpan dulu uangnya di bank dan saat lebaran dan setelahnya baru membelanjakannya.
Ia menyebutkan komposisi angka-angka dalam mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini cukup seimbang. "Konsumsinya lumayan baik, investasinya, ekspor impor juga lumayan baik, hanya yang kurang sedikit adalah konsumsi pemerintah," katanya.
Dilihat dari sektornya, pertanian, jasa, semuanya bagus sehingga sebenarnya kalau dilihat kondisi ekonomi berjalan cukup baik. Walaupun ada yang mengatakan melambat tetapi saat ini masih kuartal II. "Target kita 5,2 persen kan satu tahun," katanya.
Ia juga mengingatkan daya beli masyarakat juga harus diukur dengan indikator yang benar. "Kalau cuma dari pata peritel ya kurang akurat," katanya.
Ketika ditanya apakah perdanganan dalam jaringan masuk dalam perhitungan daya beli masyarakat, Darmin mengatakan ada yang masuk, ada juga yang tidak masuk.
"Dia haruanya masuk ke dalam national payment gateway. Itu harusnya bisa meng-capture perdagangan elektronik kita tetapi kita belum sampai. Jadi banyak sirkuit internasional perdagangan belum ada yang tahu," katanya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada triwulan II 2017 tumbuh sebesar 5,01 persen (year on year).
Pertumbuhan itu didukung oleh PMTB yang tumbuh 5,35 persen, konsumsi rumah tangga 4,95 persen, ekspor 3,36 persen, impor 0,55 persen dan konsumsi LNPRT 8,49 persen.
Namun, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi dan tumbuh negatif 1,93 persen karena realisasi belanja pegawai dan belanja barang yang turun dibandingkan periode sama tahun 2016.
Dengan demikian, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi nasional pada semester I 2017 tercatat mencapai 5,01 persen.
Sementara itu, pemerintah dalam APBNP 2017 menetapkan asumsi dasar makro untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement