PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mengakui jika telah terjadi gangguan atas satelitnya yang bernama Telkom 1. Oleh karena itu, harga saham perseroan hari ini melempem dengan melemah sebesar 20 poin (-0,42%) ke level Rp4,750 per saham. Padahal, saat ditutup pekan lalu sebelum ada insiden tersebut saham Telkom masih berada di posisi Rp4,779 per saham.
Kepala Analis Bina Artha Securities, Reza Priyambada tak memungkiri jika memang hal tersebut menjadi sentimen negatif bagi saham Telkom. Hal tersebut juga disebabkan pasar sedang tidak mendukung untuk adanya kenaikan harga saham Telkom pada perdagangan hari ini.?
"Pasar memanfaatkan momen ini untuk melakukan aksi jual di TLKM dan beberapa perbankan," ujar Reza saat dihubungi, di Jakarta, Senin (28/8/2017).
Menurutnya, masalah yang terjadi pada Satelit Telkom 1 sebenarnya bukan permasalahan besar. Akan tetapi, dengan maraknya pemberitaan terkait hal tersebut maka pasar langsung bereaksi negatif terhadap saham Telkom. Dirinya pun tak bisa memprediksikan berapa lama sentimen ini akan mempengaruhi saham Telkom.?
"Soal berapa lama atau gaknya imbasnya, saya gak bisa pastikan. Tapi biasanya di saat harga saham lagi tren turun, biasanya akan ada pihak-pihak tertentu yang akan ambil posisi memanfaatkan pelemahan tersebut," tukasnya.?
Sekedar informasi, Telkom telah menjamin keamanan data pelanggan satelit Telkom 1 yang sedang dalam proses migrasi ke satelit Telkom 2 dan satelit Telkom 3S.
"Dalam migrasi ini, Telkom hanya sebagai pihak yang mengkoneksikan. Jadi keamanan data berada pada sisi data base pemilik pelanggan," kata Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga di Gedung Merah Putih Telkom Jakarta, Senin (28/8/2017).
Alex menjelaskan proses migrasi pelanggan satelit Telkom 1 ke satelit Telkom 2 dan satelit Telkom 3S yang sedang berlangsung dijadwalkan selesai 10 September 2017. Pada Jumat (25/8/2017) pukul 16.51 WIB terjadi anomali pada satelit Telkom 1 yang menyebabkan pergeseran pointing antena sehingga membuat semua layanan transponder dari satelit itu terganggu, berdampak pada layanan anjungan tunai mandiri (ATM) perbankan berbasis Very Small Appeture Small (Vsat).
"Saya bisa katakan para end user kita yang punya data seperti perbankan pasti sudah punya firewall. Jadi Telkom hanya penyedia jaringan satelit," kata Alex.
Satelit Telkom 1 memiliki 63 pelanggan, delapan di antaranya merupakan provider VSAT yang memiliki sekitar 12.030 site sehingga total ground segment-nya sekitar 15.000 site. Ia menjelaskan TelkomGroup membentuk posko pusat krisis yang beroperasi 7x24 jam untuk mengawal proses pemulihan.
Secara intensif Telkom bersama Lockheed Martin selaku pabrikan satelit Telkom 1 terus melakukan investigasi, berusaha mengetahui kesehatan satelit Telkom 1 secara komprehensif. Rencana tindak lanjut untuk satelit Telkom 1 baru akan dapat ditentukan dalam beberapa hari ke depan dan tidak tertutup kemungkinan satelit Telkom 1 tidak dapat beroperasi normal kembali.
Alex menjelaskan dalam bisnis satelit ada tiga kelompok yang menjadi pengguna jasa VSAT, yaitu pemerintah, pelanggan korporasi, dan swasta. Prioritas dalam pemulihan satelit Telkom 1 adalah mengupayakan pelayanan publik dan kegiatan operasional pemerintah disusul pelanggan yang memberikan layanan kepada publik, seperti perbankan dan penyiaran, serta kelompok korporasi yang menggunakan jasa satelit untuk keperluan perusahaan sendiri tidak terganggu.
"Dari 15.000 sites yang sedang dalam proses recovery dan migrasi, atau per hari sebanyak 1.500 sites. Saat ini sudah selesai migrasi mencapai 17 persen. Ditargetkan pada 10 September 2017 proses recovery sudah tuntas," kata Alex.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait:
Advertisement