iCIO Community, komunitas CIO dan eksekutif di bidang TIK, kembali menggelar Executive Leadership Forum dengan mengundang puluhan CIO dan jajaran dewan direksi (C-Level) lainnya dari berbagai sektor industri, startup, dan pemerintah guna membahas pentingnya kepemimpinan digital (digital leadership) untuk memastikan kesuksesan transformasi digital di Ayana Ballroom Hotel, Jakarta.?
iCIO Executive Leadership Forum kali ini mengusung tema "Digital Leadership: Leading Successfully in The Age of Digital Transformation" untuk sharing pengetahuan dan kesuksesan dalam praktik-praktik kepemimpinan digital dengan harapan menjadi sumber inspirasi untuk para eksekutif tersebut 'menakhodai' transformasi digital di organisasi dan perusahaan masing-masing.?
Acara seminar dan diskusi ini didukung oleh para profesional industri, pakar bisnis serta pemerintah sebagai pembicara kunci, di antaranya Deputi? Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Harry Fadjar Sampurno yang memamparkan mengenai roadmap dan program kementeriannya untuk mendorong transformasi digital di lingkungan BUMN.?
Topik ini dikupas lebih dalam sesi diskusi panel bertajuk "Planning and Measuring Success from Innovation and Digital Transformation" yang dimoderatori oleh Kepala Penelitian dan Pengembangan Bursa Efek Indonesia Poltak Hotradero dengan para panelis, yaitu Founder Bubu.com Shinta Dhanuwardoyo, Direktur Keuangan dan TI PT PLN Sarwono Sudarto, Direktur TI Kalbe Farma Dino Bramanto, dan Direktur TI Mitra Adi Perkasa Arun Samak.?
"Disrupsi digital menempatkan perusahaan dan organisasi dalam perubahan yang sangat radikal dalam konteks sumber daya manusia, lingkungan kerja, dan industri secara keseluruhan. Hal ini menjadi tantangan serius bagi para pemimpin dalam mengembangkan bisnis dan organisasi ke depan. Menjadi keniscayaan bagi para pemimpin bisnis memiliki 'DNA digital' guna mengelola dan memanfaatkan dengan baik perubahan model bisnis serta pendekatan manajemen baru dalam kancah ekonomi yang makin digital," kata Chairman iCIO Community Agus Wicaksono dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (25/10/2017).?
Survei yang baru saja dilakukan oleh Harvard Business Review menunjukkan bahwa 80% organisasi bisnis akan mengalami disrupsi dalam tiga tahun ke depan. Dalam risetnya bersama MIT akhir tahun lalu, 70% dari 1000 CEO yang di interview (dari 131 negara dan 27 industri) percaya bahwa mereka tidak punya keahlian dan pemimpin serta struktur operasi yang tepat untuk beradaptasi.?
"Melalui event ini, kami ingin mendorong pengembangan dan penerapan digital leadership secara lebih baik di sektor swasta maupun pelayanan publik. Bukan saja? untuk mendorong bisnis menjadi lebih efektif dan efisien, serta memastikan transparansi dan akuntabilitas layanan publik, namun juga melewati titik krusial untuk tetap eksis dan tumbuh di masa depan," lanjut Agus.?
"Peran pemimpin sangat penting, tidak terbatas dalam transformasi teknologi saja, namun jauh lebih penting bagaimana pemimpin mampu mempersiapkan perusahaannya agar mampu terus beradaptasi dan berubah di tengah-tengah lingkungan bisnis yang berubah sangat cepat dan berlangsung secara kontans," kata CEO Lazada Indonesia Florian Holm dalam paparannya.?
Firma riset Deloitte mengungkapkan tantangan utama para pemimpin saat ini adalah membangun kapabilitas digital. Hasil riset Global Human Capital Trend 2017 yang dilakukan Deloitte membuktikan bahwa saat ini hanya lima persen organisasi di seluruh dunia yang merasa telah memiliki 'digital leader'. Sementara penelitian yang melibatkan 10 ribu responden yang berlatar belakang human resources leaders dari 140 negara itu, 72 persen mengaku mulai dan sedang membangun program-progam kepemimpinan digital.?
Agar sukses di era dirupsi digital ini, Deloitte dan MIT mendorong para pemimpin untuk mengubah model kepemimpinannya di tiga area, yakni bagaimana pemimpin berpikir (cognitive transformation), mengambil tindakan (behavioral transformation), dan bereaksi (emotional transformation).?
Tidak mudah memang. Mengutip penyataan Mark Zuckerberg, CEO of Facebook, "Risiko terbesar bagi pemimpin saat ini adalah tidak berani mengambil risiko. Di era dimana perubahan berlangsung sedemikian cepat ini, saya memastikan bahwa satu-satunya strategi yang salah adalah tidak berani mengambil risiko itu sendiri. Keberanian mengambil risiko telah menjadi driver utama budaya kepemimpinan unggul di era digital."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait:
Advertisement