Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Eks Presiden Georgia Lakukan Aksi Mogok Makan

Eks Presiden Georgia Lakukan Aksi Mogok Makan Kredit Foto: Reuters/Gleb Garanich
Warta Ekonomi, Kiev, Ukraina -

Eks Presiden Georgia Mikheil Saakashvili yang pada Jumat malam ditangkap di ibu kota Ukraina, Kiev, melakukan aksi mogok makan dan menyebut penahanannya didasarkan pada motivasi politik serta tuduhan yang dibantah oleh pemerintah.

"Jika pengadilan memutuskan untuk tetap menahannya selama 60 hari, ia akan terus melakukan mogok makan," ungkap Ruslan Chornolutsk, selaku pengacara Saakahsvili kepada para awak media.

Saakashvili ditahan di rumah tahanan Dinas Keamanan Ukraina di Kiev. Sidang pengadilan akan digelar pada 11 Desember untuk memutuskan nasibnya. Kepolisian Nasional Ukraina mengatakan pihaknya menahan Saakashvili atas tuduhan "membantu para anggota kelompok kejahatan dan menutup-nutupi kegiatan mereka." Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan tuduhan tersebut tidak ada hubungannya dengan kegiatan politik Saakashvili.

Saakashvili pada awalnya ditahan Selasa namun ratusan pendukungnya menghadang mobil van yang membawanya di tengah ketegangan yang berlarut-larut dengan pihak berwenang. Para pendukung membebaskan Saakashivili secara paksa.

Saakashvili kemudian dibawa oleh kerumunan untuk berpawai menuju parlemen dengan meneriakkan slogan-slogan yang menuntut agar Poroshenko mundur dari jabatannya. Saakashvili, 49 tahun, menjalani jabatan sebagai presiden Georgia selama dua periode, dari 2004 hingga 2013. Ia memperoleh kewarganegaraan Ukraina pada Mei 2015 dan ditunjuk sebagai gubernur Odessa, kota terpadat ketiga di Ukraina.

Namun pada Juli tahun ini, Poroshenko mencabut kewarganegaraan Saakhasvili setelah tuduhan muncul bahwa ia memberikan data palsu dalam permohonan untuk mendapatkan paspor Ukraina.

Pada 10 September, Saakashvili dengan sengit melewati perbatasan menuju Ukraina dari Polandia tanpa menunjukkan dokumen-dokumen yang diperlukan kepada penjaga perbatasan. Para pendukungnya menerobos barisan pasukan keamanan dan membawanya masuk ke Ukraina. (HYS/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: