Belasan ribu orang yang bermigrasi ke kota-kota di India tidak mampu mendapatkan rumah yang layak di saat pasaran sewa rumah anjlok, sementara jutaan rumah masih tetap kosong tidak terjual, demikian data pemerintah.
Menurut survei ekonomi tahunan yang dikeluarkan oleh pemerintah minggu ini, pangsa sewa rumah di kota turun hampir setengahnya dalam lima dekade terakhir.
Pengawasan sewa, hak kepemilikan properti yang tidak jelas, dan fokus pada membangun untuk kepemilikan daripada menyewa, merupakan akar dari permasalahan.
"Perlu dipastikan soal kebijakan terkait perumahan karena populasi India terus meningkat dan berdasarkan spektrum pendapatan, perumahan sewa merupakan hal yang sangat penting bagi pendatang baru di kota," kata survei tersebut.
Seperempat penduduk perkotaan India tinggal di perumahan tidak layak, termasuk daerah kumuh akibat sedikitnya jumlah perumahan yang terjangkau, demikian menurut sebuah perusahaan konsultasi sosial FSG di Mumbai.
Jumlah tersebut kemungkinan akan meningkat seiring mengalirnya perpindahan dari desa ke kota untuk untuk mencari pekerjaaan yang lebih baik.
Rencana pemerintah untuk menyediakan perumahan bagi seluruh warga pada 2022 adalah membangun sekitar 20 juta unit rumah dan 30 juta unit rumah di perkotaan.
Tapi tidak banyak negara bagian yang menjadi target rencana tersebut dan pengamat memperkirakan bahwa program tersebut tidak akan menyelesaikan permasalahan tunawisma.
Menyelesaikan kebijakan perumahan sewa di perkotaan secara nasional diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah, karena rancangan undang-undang saat ini menawarkan lebih banyak perlindungan dari penyewa dan memberi mereka lebih banyak insentif untuk menyewa, kata Anuj Puri, ketua ANAROCK Property Consultants.
"Kurangnya kerangka peraturan yang jelas membuat pemilik rumah memilih untuk tetap membiarkan rumah mereka kosong daripada menyewakannya," kata Puri.
Bisnis penyewaan rumah di kota-kota di India turun sebesar 28 persen pada 2011 dari sebelumnya 54 persen pada 1961.
Pada saat yang sama, jumlah rumah kosong di kota meningkat menjadi 11,1 juta unit dari 6,5 juta unit pada dekade sebelumnya.
Di Mumbai, kota pusat keuangan, tempat lebih dari setengah populasi kota tinggal di kawasan kumuh dan perumahan tidak layak, terdapat hampir setengah juta unit rumah kosong.
"Fakta bahwa banyak rumah yang terus dibiarkan kosong tidak hanya ironis, tapi juga mencerminkan seriusnya kegagalan kebijakan, "kata Shivani Chaudhry, direktur eksekutif sebuah kelompok advokasi Hak Atas Rumah dan Tanah yang berbasis di New Delhi.'
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Gito Adiputro Wiratno
Tag Terkait: