PT Angkasa Pura II (Persero) akan membangun terminal 4 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten untuk menampung 100 juta penumpang pada 2025.
"Untuk menampung 100 juta penumpang harus ada tambahan terminal. Terminal 4 ini akan kami bangun," kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin dalam peninjauan bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Tangerang, Minggu.
Dia mengatakan tahun ini akan dilakukan penyusunan rancangan dasar terlebih dahulu, baru kemudian dilakukan kajian teknis atau "detailed engineering design" (DED).
"Urutannya harus mengosongkan lahan dulu di sana karena harus menyiapkan lahannya, tahun ini 'basic design' (desain dasar)kemudian DED," katanya.
Awaluddin mengatakan pihaknya juga akan merekrut konsultan yang sudah berpengalaman dalam membangun terminal bandara kelas dunia, bisa konsultan asing maupun kerja sama.
"Minimal yang sudah pengalaman bangun 'global standard terminal', desain juga harus sedetail dan harus sinkron dengan terminal-sebelumnya," katanya.
Dia menambahkan apabila prosesnya sesuai dengan jadwal pengerjaan, maka 2019 akhir akan dimulai pembangunan terminal 4.
"Artinya mulai sekarang hingga 2025 itu pembangunan paralel terus tidak berhenti," katanya.
Awaluddin menyebutkan kapasitas terminal 4 kurang lebih sama dengan Terminal 3 yang bisa menampung 25 juta penumpang per tahun.
Untuk tahun ini, belanja modal yang dimiliki AP II adalah Rp18,7 triliun dan sudah disetujui oleh pemegang saham untuk mencari pendanaan dari luar sebesar 40 persen, bisa dengan pinjaman atau obligasi.
Sementara itu, lanjut dia, kebutuhan untuk di Bandar Internasional Soekarno-Hatta sendiri memakan biaya 60 persen dari belanja modal mengingat Soekarno-Hatta juga menyumbang 65 persen ke pendataan AP II.
Selain itu, untuk sisi udara, AP II sedang membangun beberapa proyek peningkatan kapasitas sisi udara di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di antaranya membangun jalur penghubung landasan pacu Utara dan Selatan di sisi Timur atau "east-cross cross taxiway", pembangunan landasan pacu ( runway) ketiga serta pembangunan "apron" dan "taxiway" untuk "cargo village" Per April 2018, pembangunan ?East cross taxiway"Tahap I saat ini telah mencapai 15,3 persen yang pengoperasiannya diproyeksikan dapat dilakukan pada bulan April 2019.
Keberadaan "East cross taxiway" akan mempercepat pergerakan sisi udara baik saat proses pesawat lepas landas maupun pesawat mendarat dimana saat ini Bandara Internasional Soekarno-Hatta telah mencapai 81 pergerakan pesawat per jam dan nantinya akan mampu mencapai 86 pergerakan pesawat per jam.
Bangun landasan pacu Perseroan pun akan melakukan pembangunan landasan pacu ketiga dengan nilai investasi sebesar Rp1,6 triliun dimana hal ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan pergerakan pesawat hingga mencapai 114 pergerakan per jam, serta untuk mengakomodasi peningkatan jumlah penumpang Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang diperkirakan mencapai angka diatas 100 juta penumpang pada tahun 2025.
"Dengan dibangunnya 'runway' ketiga, kami akan mendapatkan keuntungan pergerakan pesawat yang jauh lebih tinggi yaitu mencapai 114 pergerakan 'take-off' dan 'landing' per jamnya. Hal ini tentunya akan ditunjang dengan adanya 'east cross taxiway' di mana pergerakan pesawat antara 'runway' Utara dan 'runway' Seatan menjadi lebih efisien, "katanya.
Pembangunan "runway" ketiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta membutuhkan luas lahan sebesar 216 hektare.
Per April 2018, PT Angkasa Pura II (Persero) telah memiliki tanah seluas 115 hektare, sehingga masih diperlukan lagi lahan seluas 101 hektare yang rencananya akan selesai dibebaskan pada September 2018.
Tanah yang dibebaskan mencakup wilayah Kota Tangerang yakni Kelurahan Selapajang Jaya dan Kelurahan Benda, serta wilayah Kabupaten Tangerang yaitu Desa Bojong Renged, Desa Rawa Burung dan Desa Rawa Rengas.
Peningkatan pelayanan lainnya juga dilakukan PT Angkasa Pura II (Persero) yaitu dengan membangun cargo village Tahap I dengan dimana saat ini progress pekerjaan bagian apron dan taxiway-nya telah mencapai 78,24 persen.
Pembangunan apron tersebut akan menghasilkan kapasitas untuk menampung hingga delapan pesawat berbadan lebar (wide body) seperti Airbus A380 dan Boeing 777.
Pekerjaan apron dan taxiway cargo village Tahap I ditargetkan beroperasi secara keseluruhan pada Juni 2018.
Keseluruhan pengembangan di sisi udara ini tidak lain sebagai upaya perseroan untuk menjadikan Bandara Internasional Soekarno-Hatta memiliki daya saing di antara bandara-bandara berkelas dunia lainnya dan juga untuk mengantisipasi pertumbuhan penumpang pesawat di masa depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Gito Adiputro Wiratno