Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investasi Emas Masih Menjanjikan, Pemerintah Targetkan Ekspor Perhiasan Tumbuh 15,3%

Investasi Emas Masih Menjanjikan, Pemerintah Targetkan Ekspor Perhiasan Tumbuh 15,3% Kredit Foto: Antara/Novrian Arbi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Investasi emas sebagai komoditas yang terbatas kuantitasnya dan diperdagangkan secara global masih dapat memberikan hasil timbal balik yang menjanjikan.

Pemerintah pada tahun ini saja menargetkan ekspor perhiasan senilai US$3 miliar atau naik 15,3% dari realisasi 2017 sebesar US$2,6 miliar. Timur Tengah dan Uni Eropa masih menjadi pasar terbesar.

"Lebih dari 50% kita ekspor ke Uni Emirat Arab (UEA), sisanya ke Uni Eropa dan negara lainnya," kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih di sela pembukaan Jakarta International Jewellery Fair 2018 di Jakarta Convention Center, Kamis (19/4/2018).

Pemerintah juga akan membuka pasar ekspor ke Sri Lanka. Selama ini, Sri Lanka mengimpor perhiasan dari Dubai dan Abu Dhabi (UEA). Sementara perhiasan di UEA berasal dari Indonesia.

"Ke depan kita akan memfasilitasi langsung permintaan dari Sri Lanka dari Indonesia. Jadi, enggak perlu ke UEA," jelasnya.

Gati mengatakan Kemperin telah melakukan upaya menurunkan tarif bea masuk impor untuk bahan baku intan yang awalnya 5% menjadi 0%. Hal ini untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri perhiasan dalam menghadapi persaingan global.

Beberapa bentuk pembinaan yang telah dilakukan antara lain memberikan bimbingan teknis produksi, pendampingan tenaga ahli, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, memfasilitasi mesin, kemudahan akses pembiayaan, serta meningkatkan akses pemasaran dengan program e-Smart IKM.

Upaya lain untuk memperluas akses pasar melalui pameran berskala internasional, seperti ajang Jakarta International Jewellery Fair 2018 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perhiasan Emas dan Permata Indonesia (APEPI) pada 19-22 April 2018 di Jakarta Convention Center. Pameran ini dihadiri Embassy of Turkey in Indonesia, Head of Russian Cultural Center, Embassy of Belgium, dan Embassy of Italy.

Pameran diikuti 30 IKM perhiasan, 19 peserta luar negeri, dan 51 pengrajin yang meliputi perhiasan mutiara, perak, giok aceh, batu-batuan, serta aksesoris khas daerah. Peserta juga memamerkan mesin, material mekanika, dan perangkat industri perhiasan.

"Biasanya orang luar negeri enggak ikut, sekarang dari Italia ikut. Mereka melihat pasar Indonesia bagus seiring dengan meningkatnya kelas menengah di Tanah Air," kata Gati.

Pameran ini juga memberikan kesempatan untuk para konsumen melakukan investasi emas dan produk perhiasan lainnya. 

Adapun rangkaian acara berikutnya adalah Surabaya Jewellery Fair 2018 pada 25–28 Oktober 2018 di Shangri-La Hotel, Surabaya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: