Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla memiliki dua fokus utama, yakni pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia Indonesia. Hal tersebut bertujuan untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, pemerataan pembangunan, dan memacu pertumbuhan ekonomi.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menyampaikan, pada tahun pertama hingga keempat (2015-2018), titik berat pada pembangunan infrastruktur. Tahun kelima dan selanjutnya fokus pada pembangunan SDM yang perencanaan programnya sudah dilakukan tahun ini.
“Untuk meningkatkan konektivitas, Pemerintahan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla (2015-2019), Insya Allah, akan menyelesaikan pembangunan jalan tol baru sepanjang 1.852 km. Sebelumnya, kita hanya memiliki 870 km jalan tol yang dibangun sejak Tol Jagorawi hingga akhir 2014,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (21/5/2018).
Ketersediaan infrastruktur sangat penting mendukung daya saing nasional, di antaranya melalui ekspor produk Indonesia dengan semakin efisiennya biaya logistik. Infrastruktur juga berperan meningkatkan investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Di Provinsi Jawa Barat, Basuki mengatakan dari total anggaran Kementerian PUPR tahun 2018 sebesar Rp108 triliun, alokasi anggaran pembangunan infrastruktur di provinsi ini mencapai Rp5,4 triliun.
Sebagai provinsi yang menjadi lumbung pangan nasional, anggaran bidang sumber daya air menajadi yang terbesar, yakni Rp3,02 triliun. Anggaran itu di antaranya guna membangun Daerah Irigasi (DI) Leuwigoong, Rengrang, dan Rentang yang akan meningkatkan Indek Pertanaman (IP) menjadi 250%.
DI Leuwigoong di Kabupaten Garut seluas 5.131 hektar saat ini progresnya sudah 94%. DI Rengrang di Kabupaten Sumedang seluas 3.819 hektar progresnya mencapai 45%; DI Rentang yang akan mengairi areal Kabupaten Majalengka, Cirebon, Indramayu seluas 87.840 hektar dengan progres pembangunan mencapai 90%.
Kementerian PUPR melalui Ditjen Sumber Daya Air juga tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Kuningan di Jawa Barat dengan kapasitas tampung 25 juta m3. Manfaat bendungan ini untuk irigasi seluas 1.000 hektar di Kabupaten Kuningan dan 2.000 hektar di Brebes. Selain itu, bendungan tersebut sebagai sumber air baku sebesar 300 liter/detik dan memiliki potensi pembangkit listrik 0,5 MW dengan progres konstruksinya sudah 80%.
Selain bendungan dan irigasi, juga dilakukan pengembangan dan rehabilitasi permukaan, rawa dan tambak; pengendali banjir, lahar; pengelolaan drainase utama perkotaan; dan pengaman pantai sepanjang 23,4 km; pengelolaan bendungan,danau, dan bangunan penampung air lainnya (4 bendungan, 11 embung dibangun, 8 embung direhabilitasi; penyediaan danpengelolaan air tanah dan air baku (56 titik).
Alokasi anggaran Bidang Bina Marga sebesar Rp1,47 triliun. Utamanya untuk pemeliharaan rutin dan rehabilitasi jalan dan jembatan. Selain itu, dilakukan pelebaran jalan menuju standar sepanjang 26,9 km dan pembangunan jalan baru 1,3 km.
Anggaran bidang Cipta Karya sebesar Rp656 miliar yang difokuskan untuk penataan kawasan permukiman, pengembangan sistem air minum, padat karya pembangunan jalan produksi, Kotaku (Kota Tanpa Kumuh), Sanimas, dan Pamsimas.
Bidang penyediaan perumahan, alokasi anggaran di Jawa Barat sebesar Rp312 miliar yang difokuskan untuk penyediaan perumahan berupa Rusun, yakni rumah swadaya bagi masyarakat berpenghasilan rendah seperti nelayan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: