Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Startup Bear Flag Robotics Kembangkan Traktor Swakemudi

Startup Bear Flag Robotics Kembangkan Traktor Swakemudi Kredit Foto: Antara/Dedhez Anggara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Igino Cafiero dan Aubrey Donnellan tengah membangun traktor swakemudi lewat perusahaan startup yang dibangun bersama, Bear Flag Robotics. Ide dasarnya adalah efisiensi tenaga manusia di ladang jagung, gandum, atau pun bunga anggrek. Diakui mereka, semakin sulit menemukan tenaga kerja di pertanian saat ini dan bahkan biayanya semakin meningkat tiap tahunnya. Untuk itu, mereka berpikir perlu melahirkan sebuah mesin untuk meningkatkan efisiensi lewat pemanfaatan teknologi baru, seperti pencitraan satelit dan computer vision untuk menganalisis kesehatan tanaman. Lahirlah traktor swakemudi mereka ini.

“Saat kami sedang berjalan di tengah ladang bunga anggrek, para pekerja mengeluhkan kesulitan mereka dalam menjangkau kursi duduk traktor. Kami mengunjungi lahan lain di California, dan terus mendengar keluhan yang sama. Di satu sisi, semakin sulit menemukan tenaga kerja berkualitas. Mereka semakin menua dan beralih ke industri lain,” kata mereka. 

Pengembangan traktor swakemudi memiliki beberapa tantangan, di antaranya tantangan teknis, dari mulai produk computer vision yang benar agar bisa menjalankan traktor secara swakemudi. Misalnya, traktor tidak akan bekerja tanpa ada sinyal GPS yang kuat. Ini bisa saja terjadi ketika traktor menjelajahi lahan yang tertutupi oleh ratusan kanopi, yang pada ujungnya memblok sinyal. Untuk itu, tahap awal pengembangan traktor swakemudi difokuskan pada kemampuan jelajah di rute-rute terbatas saja.

“Kami menambahkan ribuan sensor, termasuk kamera. Ke depan, saat semua traktor swakemudi ini sudah banyak beroperasi, mungkin batasannya adalah langit. Kita bisa menggunakan kamera untuk membuat rekomendasi dan perawatan pada titik tertentu saja di lahan.” Tambah dia. 

Pada saat tahap uji coba, beberapa kali dalam seminggu mereka mengunjungi lahan yang dioperatori oleh traktor swakemudi di Sunnyvale untuk melihat progres dan tantangan yang terus dihadapi. Meski menemukan lahan yang tepat menjadi tantangan sendiri, masih ada tantangan lain berupa data pekerja yang tidak terdokumentasi dengan benar.

Saat ini, di AS terjadi tren imigrasi terbalik yang berujung pada menipisnya jumlah tenaga kerja di sektor pertanian. “Pekerjaan mereka sendiri cukup berat. Sepanjang hari berada di lahan, melakukan penyemprotan, fungisida, dan herbisida sambil menggunakan seragam yang tidak ringan. Dibandingkan dengan sektor lain, konstruksi misalnya, peralatan dan job descnya tidak seberat ini. Oleh karena itu, makin banyak orang beralih profesi ke sektor pekerjaan yang lebih mudah dan bayaran yang lebih tinggi,” tambah mereka.

Penjualan traktor swakemudi ini juga menjadi tantangan tersendiri. Sederhana saja, potential customer tentu akan lebih memilih penjual yang sudah mereka kenal di ‘jalan’. Jika ada suatu kerusakan dengan traktor mereka, mereka butuh seseorang untuk datang dan memperbaikinya. Untuk itu, kami berharap bisa bekerja sama dengan penjual lokal dan masuk ke jaringan distribusi mereka. Pola local dealership ini hanya sebuah awal dari berbagai kemungkinan yang lebih besar di masa datang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel:

Berita Terkait