Du'Anyam, social entrepreneurship yang mengusung peran sejumlah wirausaha muda dalam mengatasi masalah malnutrisi (kekurangan asupan gizi) yang diderita ibu dan anak di Kabupaten Flores NTT, mampu mendapatkan lisensi Asian Games. Du'Anyam menggandeng para ibu dan wanita di daerah NTT untuk menganyam daun lontar sebagai satu alternatif pendapatan tambahan.
"Kami ini sekumpulan anak muda gila yang tidak tahu malu. Awalnya kami datang ke Smesco, namun tak banyak informasi yang kami dapat. Kami nekat datang ke Inasgoc untuk tanya ini dan itu, bagaimana cara mendapatkan lisensi Asian Games," kata Co-Founder dan CEO Du'Anyam, Azalea Ayuningtyas (27).
Du'Anyam lalu diminta menyerahkan contoh produk berikut perjalanan bisnis Du'Anyam selama ini.
"Mungkin karena bisnis yang kami tekuni ini eco-friendly dan go green serta memberi manfaat bagi masyarakat sekitar, khususnya kaum perempuan dan anak maka Du Anyam lolos menjadi lisensi produk-produk Asian Games," kata Ayu.
Menanggapi hal ini, Samuel Watimena, desainer yang banyak terlibat di Smesco Indonesia mengatakan, apa yang dilakukan Du'Anyam ini sangatlah menarik dan diharapkan bisa membuat instansi pemerintah bangun untuk lebih aktif dalam mengembangkan UKM.
"Saya kagum dengan apa yang dilakukan Du'Anyam ini. Bahkan, Ayu ini lulusan pascasarjana Harvard University rela balik ke Indonesia untuk menekuni bisnis kecil ini, namun sarat dengan aspek sosial," kata Sammy.
Keberanian pendiri Du'Anyam yang langsung mendatangi Inasgoc untuk bisa mendapatkan lisensi Asian Games untuk produk-produk merchanidse, menurutnya, layak dijadikan teladan bahwa UKM harus proaktif dalam mengembangkan kepak bisnisnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: