Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan bahwa pembangunan alat penyimpanan bawang dengan teknologi pendingin, pengontrol RH, Co2, N2, dan ethylene atau controlled atmosphere storage (CAS) adalah sebagai sarana antisipasi para kartel melakukan penimbunan komoditi.
"Harga komoditi (pangan) memang bisa dikendalikan oleh para kartel yang bisa memonopoli harga. Oleh karena, kita membangun CAS agar kartel tidak terjadi penimbunan komoditi yang berpengaruh terhadap kestabilan harga bawang merah," katanya di Brebes, Jawa Tengah, Rabu (4/7/2018).
Menurut dia, Kabupaten Brebes adalah ikon penghasil bawang merah di Indonesia sehingga hal itu harus dipertahankan sebagai sentral komoditi ini. Perum Bulog bersama Pemerintah Kabupaten Brebes, kata dia, akan terus berpihak pada petani bawang dengan menyediakan tempat sarana yang baik agar kualitas dan ketersediaan bawang merah dapat dipertahankan.
"Dengan kualitas dan ketersediaan bawang merah ini maka harga dapat stabil. Selama ini begitu petani panen raya, mereka lah yang dirugikan karena harga bawang hanya sampai Rp7 ribu per kilogram sehingga hal ini akan mematahkan semangat petani, ini tidak boleh," katanya.
"Nantinya, kita akan bekerjasama dengan Menteri Perdagangan, Menteri Perekonomian, Menteri Keuangan, dan pemeritah daerah setempat. Hitung-hitungan petani bawang itu punya nilai tambahnya berapa?, umpamanya Rp17 ribu per kilogram maka jika harga turun maka bisa tetap dijual stabil yaitu Rp17 ribu/ kilogram sehingga mereka dapat keuntungan," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: