Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Ambil Tindakan Terkait P2P Lending

China Ambil Tindakan Terkait P2P Lending Kredit Foto: Antara/Zabur Karuru
Warta Ekonomi, Beijing -

Beijing akan mengambil tindakan mendesak untuk menahan dua risiko keuangan paling akut yang dihadapi China, karena pimpinan puncak berusaha menstabilkan ekonomi domestik di tengah perang dagang yang sedang berlangsung dengan Washington.

Setelah konferensi khusus pejabat di Beijing, Financial Stability and Development Commission (FSDC), regulator keuangan terkemuka China menyerukan langkah-langkah segera untuk membersihkan platform pinjaman berbasis internet yang tidak memadai serta mencegah potensi penjualan besar-besaran dari saham perusahaan yang terdaftar karena tindakan keras pemerintah terhadap risiko berbasis pinjaman yang berlebihan dalam sistem keuangan, pemerintah melaporkan pada Senin (27/8/2018).

Semua tingkat pemerintahan harus membantu membuat inventarisasi penuh dari ribuan platform peminjaman internet peer-to-peer (P2P) di negara itu dan risiko mereka masing-masing, menurut komisi, yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He, yang penasihat tinggi ekonomi untuk Presiden Xi Jinping.

"Solusi untuk membersihkan platform pinjaman P2P dapat berbeda berdasarkan pada kondisi lokal selama masalah ditangani secara efektif," lapor komisi itu, sebagaimana dikutio dari South China Morning Post, Selasa (28/8/2018).

"Standar baru yang mengatur pinjaman berbasis internet akan dirancang sebagai bagian dari mekanisme pengaturan jangka panjang," tambahnya.

Pada akhir Juli, Politbiro, badan pembuat keputusan utama, menyerukan kepada pemerintah untuk mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan ekonomi, investasi, keuangan dan pekerjaan.

Lu Zhengwei, kepala ekonom di Industrial Bank, mengatakan konferensi dan pernyataan regulator adalah bukti bahwa tujuan pencegahan risiko pemerintah belum dikesampingkan.

Tetapi pihak berwenang di masa depan akan mengendalikan langkah-langkah yang tidak berisiko untuk mencapai tujuan dengan lebih baik tanpa menciptakan risiko baru, Lu menambahkan.

"[Beijing] lebih memperhatikan risiko de-risking," kata Zhou Hao, seorang ekonom senior di Commerzbank di Singapura.

Ribuan platform P2P telah bermunculan di seluruh negeri dalam beberapa tahun terakhir, ketika sistem perbankan bayangannya menjamur. Mereka mengambil modal dari investor ritel dengan janji pengembalian yang lebih tinggi daripada bank, dan sebagian besar dipinjamkan kepada perusahaan swasta yang haus modal yang tidak memiliki akses ke kredit. Sebagian besar tidak berlisensi dan oleh karena itu menjadi target kampanye pemerintah untuk mengekang kegiatan peminjaman berisiko.

Upaya pemerintah memaksa banyak platform pinjaman peer-to-peer keluar dari bisnis, sekitar 165 di antaranya runtuh pada bulan Juli saja. Ini menghapus tabungan ribuan investor ritel, beberapa di antaranya telah turun ke jalan di Beijing dan Shanghai bulan ini menuntut pihak berwenang untuk membantu mereka mendapatkan kembali uang mereka.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: