Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masuk Musim Hujan, Warga Masih Kesulitan Air Bersih

Masuk Musim Hujan, Warga Masih Kesulitan Air Bersih WartaEkonomi.co.id, Jakarta - Pada tahun 2012, LIPI melaporkan bahwa Indonesia memiliki peringkat terburuk dalam pelayanan ketersediaan air bersih dan layak konsumsi se-Asia Tenggara. Lebih spesifik lagi dalam laporan tersebut, LIPI menyebutkan bahwa Pulau Jawa merupakan pulau dengan defisit kebutuhan air bersih terbesar, yaitu -134.102 juta m3 setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan besarnya kebutuhan air bersih penduduk yang melebihi ketersediaan air bersih yang ada. Oleh karena itu, pemerintah menargetkan dalam lima tahun ke depan akan ada peningkatan sebesar 40 persen di bidang sanitasi layak dan 30 persen akses air minum aman untuk menuju program universal access yang salah satunya adalah membuka akses air bersih perpipaan sebesar 60 persen pada 2019. Melihat keadaan ini serta mendukung usaha pemerintah dalam meningkatkan akses air bersih kepada masyarakat, Hankook Tire Indonesia turut membantu masyarakat di Kabupaten Bekasi dengan memberikan air bersih secara gratis sejak bulan Agustus 2016 ke wilayah-wilayah tertentu di kawasan sekitar pabrik Hankook Tire beroperasi. Senior Manager Corporate Management Team pabrik Hankook Tire Indonesia Hyon Young Seop mengatakan program bantuan air bersih merupakan komitmen pihaknya dalam meningkatkan kesehatan dan sanitasi masyarakat sekitar perusahaan. Ia mengatakan program yang juga merupakan salah satu agenda kegiatan corporate social responsibility (CSR) pabrik Hankook Tire Indonesia ini akan berlangsung selama tiga bulan berturut-turut hingga Oktober 2016. "Melalui program bantuan air bersih ini, Hankook Tire Indonesia ingin membantu masyarakat sekitar Kabupaten Bekasi untuk mengatasi krisis air bersih dan meningkatkan sanitasi serta kesehatan keluarga mereka. Kami mengirimkan bantuan sedikitnya 24.000 liter air bersih per hari untuk mengurangi beban masyarakat dalam membeli air bersih," katanya. (Cahyo Prayogo) | Kredit Foto: Hankook Tire
Warta Ekonomi, Kudus -

Sejumlah warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, masih mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, meskipun hujan beberapa kali mengguyur Kota Kudus.

"Beberapa daerah yang masih mengalami kesulitan air bersih, seperti di Kecamatan Jekulo dan Kecamatan Kaliwungu," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Bergas Catursasi Penanggungan melalui Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Atok Darmo Broto di Kudus, Jumat. Untuk Kecamatan Jekulo, katanya, ada beberapa desa yang masih mengalami kekurangan air bersih. Di antaranya, Desa Gondoharum, Desa Bulung Kulon, Desa Bulung Cangkring, sedangkan di Kecamatan Kaliwungu terdapat satu desa, yakni Desa Kedungdowo.

Dengan begitu, BPBD Kudus hingga saat ini masih melakukan droping air bersih. "Setiap desa yang kekurangan air bersih mendapatan pasokan 5.000 liter atau satu truk tangki," ujarnya.

Jumlah desa yang kekurangan air bersih saat ini, katanya, jauh berkurang karena sebelumnya mencapai 18 desa.

Ia mencontohkan Desa Jojo, Desa Kesambi, Desa Kutuk, Desa lambangan, Desa Bakalankrapyak, dan Desa Gribig awalnya juga membutuhkan suplai air bersih, kini tidak membutuhkan lagi karena sumur mereka mulai terisi air.

Berdasarkan data BPBD Kudus, jumlah daerah rawan kekeringan di Kabupaten Kudus saat ini berkurang dari sebelumnya tercatat 24 desa yang tersebar di delapan kecamatan, yakni Kecamatan Gebog, Kaliwungu, Jati, Undaan, Dawe, Bae, Jekulo, dan Mejobo, kini berkurang menjadi 20 desa yang tersebar di empat kecamatan.

Keempat kecamatan tersebut, yakni Kecamatan Kaliwungu, Undaan, Jekulo dan Mejobo.

Untuk antisipasi daerah rawan kekurangan air bersih, maka BPBD Kudus setiap tahunnya selalu menyediakan anggaran untuk penyediaan air bersih.

BPBD Kudus juga melibatkan perusahaan swasta untuk membantu droping air bersih untuk kawasan tertentu sehingga masyarakat yang membutuhkan suplai air bersih bisa segera tertangani. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: