Ekonom dari Universitas Indonesia (UI), Lana Soelistianingsih menuturkan bahwa penundaan sementara pembangunan kereta ringan (LRT) dan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung tidak akan menimbulkan masalah karena bertujuan mengurangi volume kendaraan di jalur tol Jakarta-Cikampek (Japek).
"Tidak masalah menunda sementara LRT Jabodetabek dan kereta cepat Jakarta-Bandung hingga Lebaran tahun depan. Karena macet lebih dari lima jam bahkan puluhan jam itu mengganggu distribusi barang dan high cost perjalanan," ujar Lana saat dihubungi di Jakarta, Jumat (23/11/2018).
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Beli Tiket KAI yang Perlu Anda Ketahui
Ia mengatakan, jalur Japek itu terdapat tiga proyek besar, yaitu tol layang Jakarta-Cikampek, LRT Jabodetabek, dan kereta cepat Jakarta-Bandung yang dibangun secara bersamaan. Jalan tol tersebut juga menjadi jalur pengiriman pasokan bahan pangan, seperti sayuran atau beras dari Bandung ke Jakarta.
"Bila barang-barang tersebut kosong di pasaran, tentu akan menyebabkan harga bahan pangan tersebut meningkat," imbuh Lana.
Di samping itu, sambungnya, investor asing dari Jepang dan Korea Selatan justru terbantu dengan penundaan kedua proyek tersebut.
Selain itu, waktu tempuh ke lokasi kerja lebih cepat dibanding ketika proyek-proyek tersebut masih berjalan. Sebab, jalur tol ini merupakan jalan utama menuju lokasi kawasan industri.
Bila dikaitkan dengan pendanaan pemerintah, ia menegaskan bahwa penundaan kedua proyek itu tidak ada kaitannya.
"Pendanaan pemerintah itu, baik karena penerimaan pajak dan bea cukai itu lebih tinggi dibanding tahun lalu, yakni 15-17% (year on year/yoy), termasuk penerimaan bukan pajak juga naik," ujar Kepala Riset Samuel Aset Manajemen.
"Saldo penerimaan rekening pemerintah di Bank Indonesia dan bank komersial juga menunjukkan kenaikan. Saldo yang meningkat itu memerlihatkan bahwa pemerintah memiliki pemasukan," tukas Lana.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: