Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waduh, Jokowi Diminta Belajar ke Prabowo

Waduh, Jokowi Diminta Belajar ke Prabowo Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dihadapan masyarakat adat Komering Raya, Sumatera Selatan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai banyak pihak yang memanfaatkan momen politik dengan membuat suasana menjadi 'panas'.

Menanggapi hal itu, juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga, Andre Rosiade, mengatakan pihaknya mengaku kaget dengan pernyataan itu. Sebab menurutnya, dalam beberapa pekan ini yang membuat situasi politik menjadi panas adalah Jokowi.

"Ini mengagetkan, terus terang dalam beberapa minggu ini yang bikin situasi politik panas itu Pak Jokowi. Pak Jokowi lah yang bikin kompor saat ini sehingga politik jadi panas dan gaduh," ujarnya di Jakarta, Senin (26/11/2018).

Ia menambahkan, selama ini Jokowi lah yang sering kali mengeluarkan pernyataan yang membuat situasi politik menjadi panas. Misalnya, dengan pernyataan-pernyataan 'politikus sontoloyo', 'politik genderuwo', dan 'menabok penyebar hoax PKI'.

"Di mana Pak Jokowi mengeluarkan diksi-diksi yang sangat kontradiktif dan memicu suasana menjadi panas, misalnya 'sontoloyo', 'genderuwo', bahkan 'tabok'. Yang kata-kata terakhir ini membuat masyarakat khawatir," katanya.

Oleh sebab itu, Jokowi disebutnya harus introspeksi terlebih dahulu sebelum melontarkan pernyataan. Andre pun meminta Jokowi untuk belajar kepada capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga yang selalu santai dan tenang menghadapi serangan-serangan fitnah dan hoax.

"Nah jadi mohon maaf Pak Presiden pernyataan bapak itu seperti menepuk air di dulang, terpercik air sendiri. Bapak menuduh orang kompor ternyata kompor itu bapak. Tolong bapak belajar banyak ke Pak Prabowo, Pak Prabowo tiap hari difitnah dapat serangan hoax, itu selalu tenang santai menghadapi serangan. Beda dengan Jokowi yang baper," terangnya.

"Tapi sepakat sama Pak Jokowi. Kita juga sangat menolak politik kompor. Jangan maling teriak maling," tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: