Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bagaimana Perkembangan Teknologi di 2019? Begini Prediksi Lenovo

Bagaimana Perkembangan Teknologi di 2019? Begini Prediksi Lenovo Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hidup adalah sebuah transisi. Semua yang di sekitar kita menjadi lebih cerdas, dari PC hingga teknologi di ruang rapat, bahkan sampai bohlam lampu. Sebagai manusia dan bagian dari masyarakat, kita beradaptasi dan mengubah cara dalam menggunakan teknologi, baik di tempat kerja atau pun di rumah. Banyak kemajuan teknologi pada akhirnya menciptakan sesuatu yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup kita. Di 2019, konektivitas tanpa batas, otomatisasi sepenuhnya, dan realitas yang diperluas, akan terasa semakin dekat, memperluas cakrawala dan membentuk cara manusia memanfatkan teknologi cerdas saat terjadinya intelligent transformation.

Prediksi 1: Semuanya menjadi lebih cerdas, jadi apa yang kurang?

Ruang yang cerdas, baik fisik atau pun digital, adalah lingkungan di mana manusia, perangkat, dan sistem berinteraksi secara terbuka, terkoneksi, dan efisien. Entah itu kota cerdas, ruang kerja digital, atau rumah cerdas, ekosistem ini selalu berkembang.

Budi Janto, Country General Manager Lenovo Indonesia mengatakan, "Jadi di mana celahnya? Berdasarkan riset baru-baru ini, tim kami yang mengurus pengalaman pengguna menemukan bahwa menghemat waktu, menciptakan kenyamanan, dan memungkinkan terwujudnya koneksi manusia, merupakan hal-hal yang paling dihargai manusia dari teknologi mereka. Jika teknologi itu tidak memenuhi kebutuhan dasar manusia, maka pengguna akan segera meninggalkannya."

Kategori rumah cerdas akan terus berkembang saat ada solusi yang menawarkan konfigurasi cepat, pengalaman pengguna yang mulus, dan interoperasional antarperangkat serta ekosistem. Pengadopsial PC dengan fitur-fitur yang lebih cerdas dan terkoneksi, seperti voice recognition, otentifikasi biometrik, dan konektivitas always-on, bersamaan dengan smart display yang menggabungkan visual (layar sentuh) dengan audio (voice assistant) juga akan mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi untuk mendapatkan informasi yang lebih cepat dan koneksi yang lebih nyaman.

Di tempat kerja, yang penting adalah pengalaman pegawai, bukan hanya tentang teknologi atau ruang kerja, tapi juga tentang budaya dan bagaimana ketiga unsur ini menyatu. Untuk menarik calon pegawai terbaik dan menciptakan perusahaan inovatif serta menguntungkan, perusahaan harus menyadari dan mengakomodasi perubahan tentang bagaimana milenial serta generasi Z bekerja.

Aspek lain dari transformasi tempat kerja ialah kemampuan perusahaan dalam berpikir ke depan untuk menerapkan perangkat yang sudah dikonfigurasi, atau siap untuk cloud. Solusi smart vending adalah tren lain yang didorong oleh transformasi tempat kerja, di mana pegawai bisa membeli beragam produk IT, dari laptop yang sudah dikonfigurasi, sampai ke mouse, keyboard, atau pun headset.

Prediksi 2: Teknologi untuk kebaikan, Bagaimana IT, AI, dan AR/VR menjadikan kita lebih bahagia dan lebih sehat

Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan AR/VR merupakan topik hangat di industri, dan menjanjikan konektivitas tanpa batas, otomatisasi penuh, serta realita yang semakin luas. Pengadopsian teknologi ini akan terus meluas ke berbagai sektor di 2019, dari manufaktir ke pendidikan, ritel, dan masih banyak lagi. Bahkan, menurut studi Accenture, 72% petugas kesehatan setuju realitas yang lebih luas akan semakin tersebar dan memberikan dampak ke semua industri dalam lima tahun ke depan.

Contohnya di sektor kesehatan, mengurangi waktu tunggu di ruang UGD, memungkinkan pemeriksaan kesehatan secara remote, menawarkan ketersediaan dan akses ke perangkat keras yang critical, dan bahkan menghemat waktu dokter melalui penggunaan AI dalam mendeteksi dan mendiagnosis tumor. Menurut ramalan dari Market Research, sektor kesehatan IoT akan terus berkembang secara signifikan, mencapai US$163.,24 miliar di 2020, meningkat 38% dari 2015.

AR/VR juga dapat digunakan untuk membantu pasien mengujungi rumah sakit secara virtual sebelum diopname, atau membantu pasien memvisualisasi prosedur untuk mengurangi kegelisahan. VR juga dapat menyediakan pengalihan perhatian untuk pasien anak yang diopname, misalnya hiburan, meditasi, atau permainan yang seru.

Ritel juga mengalami transformasi, dengan cara baru untuk mengidentifikasi dan berinteraksi dengan pelanggan lebih cepat saat sedang berbelanja, serta memungkinkan pelanggan untuk belanja secara lebih fleksibel, baik itu via mobile, self-checkout, online, atau checkout reguler.

Prediksi 3: AR bukan lagi untuk senang-senang, tapi juga demi fungsionalitasnya

Pasar teknologi yang immersive berkembang sangat pesat, bahkan pengeluaran produk dan layanan AR dan VR diprediksi akan mencapai US$27 miliar di tahun ini atau naik 92% dibandingkan pengeluaran tahun lalu berdasarkan data IDC. VR sudah lebih dulu memiliki pengaruh dalam industri gaming, jurnalistik, produksi film, pendidikan, olahraga, musik, serta visualisasi pelatihan, dan data.

Pangsa yang lebih menggiurkan sesungguhnya terletak pada AR. Teknologi ini telah digunakan untuk hiburan konsumen dan ruang komersial yang mampu meningkatkan efisiensi dalam pelatihan, pemeliharaan, dan perpindahan pengetahuan ke dalam lingkungan yang menyatu atau immersive.

Dengan kehadiran teknologi 5G, kemampuan luar biasa AR seperti gambar komputer yang sangat nyata, remote assistance, object recognition, workflow builders, serta konten-konten hebat lain akan berkembang dan berdampak besar bagi bisnis.

Selain itu, akan ada peningkatan permintaan terhadap perangkat keras atau lunak agnostic solution untuk mengurangi kesulitan pengguna ketika menemukan ketidakcocokan antara headset dan kacamata AR dengan konten dan platform AR. AR diprediksi akan meraih momentum dalam segmen komersil di tahun ini. Dalam waktu dekat, perusahaan-perusahaan juga akan memanfaatkan AR dan VR secara simultan melalui integrasi IT untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Prediksi 4: Masa depan keamanan

Pertumbuhan mobilitas, BYOD, kerja jarak jauh, dan gig economy berkontribusi terhadap tantangan keamanan yang dihadapi perusahaan di zaman ini. Pegawai yang abai atau tidak paham akan protokol keamanan dapat mengakibatkan ancaman keamanan, kerugian finansial, dan kerusakan reputasi perusahaan.

AI disebut-sebut sebagai jalan menuju perlindungan, tetapi seperti halnya alat yang kuat, AI dapat digunakan untuk kebaikan atau pun keburukan karena platform AI juga disukai para penjahat siber.

Lenovo memprediksi lebih banyak fokus pada pembelajaran mesin untuk mengatasi kerentanan keamanan, serta lebih fokus pada solusi keamanan end-to-end versus kumpulan tambal sulam alat diskrit. Ada empat ruang bagi perusahaan dan pengguna untuk melindungi diri mereka sendiri, data, identitas, online, dan perangkat.

Tren dari otentikasi dua faktor menjadi multi-faktor pada perangkat pribadi, misalnya, akan terus bertumbuh seiring badan industri keamanan, seperti Aliansi FIDO berintegrasi dengan Windows Hello untuk mengaktifkan otentikasi yang lebih aman. Munculnya perangkat pintar di rumah dan kantor yang saling terkait juga akan memunculkan kerentanan keamanan yang perlu ditangani. Aspek yang penting dilakukan ialah belajar dari pengguna melalui teori dan model pembelajaran baru yang membahas tidak hanya perubahan teknologi, tetapi juga perubahan perilaku manusia. Perusahaan perlu memahami tenaga kerja multi-generasi mereka untuk mengelola dan melindungi perangkat dengan lebih baik serta mengembangkan protokol dan praktik keamanan yang kuat.

"Menawarkan sejumlah siklus hidup dan manfaat lain, DaaS (Device-as-a-Service) adalah cara cerdas untuk mengatasi masalah keamanan, terutama karena mereka menjadi semakin kompleks dan sering muncul karena tenaga kerja mobile yang semakin meluas. Untuk menanggapi fenomena tersebut, perusahaan perlu mencari solusi yang tangkas, dapat disesuaikan, dan kontrol yang lebih besar terhadap ekosistem perangkat serta keamanan yang diimplementasikan dengannya," tambah Budi Janto.

Tren yang sedang berkembang, hampir 30% dari CIO yang menanggapi studi Gartner pada 2018 sedang mempertimbangkan DaaS sebagai bagian dari strategi perangkat mereka dalam lima tahun ke depan, dan studi IDC baru-baru ini menunjukkan total nilai pasar tiga kali lipat hingga 2020.

Untuk sementara, ada tantangan inheren yang perlu dipecahkan. Laporan terbaru IDC menyoroti masalah yang dihadapi organisasi ketika menyangkut manajemen siklus hidup perangkat, di mana lebih dari setengah organisasi menyatakan dapat meningkatkan siklus hidup perangkat mereka. Berbagai tantangan termasuk pembaharuan berkala, masalah penyesuaian, dan kekhawatiran atas pengelolaan masuknya BYOD secara aman.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: