Selama bertahun-tahun, beberapa perusahaan percaya bahwa kantor terbuka atau coworking space mampu membantu menghemat uang perusahaan. Interaksi di antara karyawan pun mampu tumbuh dengan ruang kerja yang terbuka. Namun, ternyata di tahun ini kantor terbuka seperti itu tidaklah berfungsi. Kenapa?
Penelitian terbaru yang dilansir dari Entrepreneur.com (9/1/2019) menunjukkan bahwa kantor-kantor semacam itu menghasilkan 73 persen interaksi tatap muka yang lebih sedikit, dan 67 persen peningkatan interaksi melalui email. Semua suara yang mengganggu dari kantor terbuka menyebabkan karyawan tidak menggunakan headphone mereka ketika bekerja; dan mereka terpaksa mengirimkan pertanyaan mereka kepada kolega melalui email alih-alih berdiri di depan mereka karena kurangnya privasi.
Penelitian membuktikan
Konsisten dengan keinginan mendasar manusia untuk privasi dan bukti sebelumnya bahwa privasi dapat meningkatkan produktivitas, ketika arsitektur kantor membuat semua orang lebih terlihat atau 'transparan', itu dapat meredam interaksi face to face (tatap muka), ketika karyawan menemukan strategi lain untuk menjaga privasi mereka, misalnya dengan lebih memilih saluran yang berbeda untuk berkomunikasi.
"Daripada berinteraksi tatap muka di depan banyak teman, karyawan mungkin melihat-lihat, melihat orang tertentu ada di mejanya, dan memutuskan untuk mengirim email," jelas profesor Harvard Ethan S. Bernstein dan Stephen Turban dalam studi mereka, "The impact of the ‘open’ workspace on human collaboration". Itu diterbitkan pada bulan Juli tahun lalu di jurnal Philosophical Transactions of Royal Society B.
Sebuah studi yang lebih baru oleh Dorota W?ziak-Bia?owolska, Zhao Dong, dan Eileen McNeely, juga peneliti Harvard, yang fokus pada 456 karyawan di 20 lokasi kantor regional dari sebuah perusahaan arsitektur di AS, menemukan bahwa mereka sendiri tidak suka bekerja di tempat seperti itu.
Studi yang diterbitkan pada bulan November di jurnal Frontiers in Psychology itu, menemukan bahwa bekerja di kantor terbuka membatasi pengalaman privasi dan meningkatkan persepsi intrusi di antara karyawan. Selain itu, persepsi karyawan tentang kurangnya privasi dan kepadatan kantor yang tinggi berdampak negatif terhadap kepuasan kerja, keterlibatan kerja, dan hubungan kerja internal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: