Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI, Syamsuddin Haris menilai debat perdana Pilpres 2019 yang digelar tadi malam merupakan hal yang biasa.
"Biasa-biasa saja normatif, belum menunjukkan dambaan publik, bagaimana seorang calon presiden membuat pemilihnya terpanggil," ujarnya di Jakarta, Jumat (18/1/2019).
Saat ini, menurut Syamsuddin, sebagian pemilih sudah menentukan pilihan. Menyisakan swing voters yang menunggu performa terbaik Jokowi-Ma'ruf Amin vs Prabowo-Sandiaga Uno di masa-masa menentukan.
"Ini kan tinggal swing voters yang masih mengambang. Apakah debat pertama ini cukup? Saya bilang yang ditampilkan masih normatif," katanya.
Meski demikian, Syamsuddin sebenarnya menantikan Prabowo-Sandiaga sebagai penantang membuka data-data kekurangan calon incumbent. Kemudian dilengkapi solusinya.
"Tapi itu tidak kelihatan dan tidak didukung data," imbuhnya.
Demikian pula Jokowi-Ma'ruf Amin, yang dipandang Syamsuddin normatif. "Sebaliknya, Jokowi malah tidak mengemukakan apa yang sudah dilakukannya. Malah jawabannya lagi bolak-balik akan, sudah 4 tahun kok masih akan," terangnya.
Syamsuddin juga melontarkan masukan untuk Komisi Pemilihan Umum (KPU). Agar debat lebih menarik, menurutnya, KPU tak perlu memberikan daftar pertanyaan kepada capres-cawapres.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim