Digitalisasi, 92% Transaksi di BNI Berasal dari Transaksi Elektronik
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatatkan pertumbuhan penggunaan berbagai kanal elektronik (e-channel) sepanjang tahun 2018. Kini, komposisi transaksi melalui e-channel sudah mencapai sekitar 92% dari total transaksi yang terjadi di BNI.
Direktur Retail Banking BNI, Tambok P Setyawati, mengatakan, peningkatan transaksi signifikan terjadi pada kanal Mobile Banking, dimana pada tahun 2018 transaksinya meningkat 3 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 32 juta transaksi pada tahun 2017 menjadi 97 juta transaksi pada tahun 2018.
"Nilai transaksinya pun cukup signifikan, yaitu tumbuh 168% dari Rp50 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp133 triliun pada tahun 2018," ujar Tambok di Jakarta, Senin (21/1/ 2019).
Selain itu, lanjutnya, minat masyarakat untuk bertransaksi melalui pesan singkat (SMS) juga masih menunjukkan pertumbuhan dari 389 juta transaksi pada tahun 2017 menjadi 504 juta transaksi selama tahun 2018, atau tumbuh 30%. Adapun nilai transaksinya juga tumbuh 29% dari Rp40 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp51 triliun pada akhir tahun 2018.
"Jumlah pengguna SMS Banking BNI menunjukkan pertumbuhan sebesar 16% dari 9 juta pada akhir tahun 2017 menjadi 10 juta pada akhir tahun 2018," paparnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, pertumbuhan signifikan juga terlihat pada layanan Electronic Data Capture (EDC) dan penggunaan kartu uang elektronik (BNI TapCash).
"Jumlah transaksi EDC yang meningkat 21% dari 34 juta transaksi pada tahun 2017 menjadi 41 juta transaksi pada tahun 2018. Peningkatan transaksi tersebut diikuti pertumbuhan nilai transaksinya sebesar Rp47 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp55 triliun pada tahun 2018 atau tumbuh 18%," paparnya.
Selain itu, lanjutnya, sukses layanan e-channel juga terpotret dari jumlah transaksi Kartu BNI TapCash yang tumbuh dari 23 juta transaksi pada akhir tahun 2017 menjadi 51 juta transaksi atau tumbuh 119% pada akhir tahun 2018. Pertumbuhan jumlah transaksi tersebut dibarengi dengan nilai transaksinya yang tumbuh dari Rp158 miliar pada akhir tahun 2017 menjadi Rp807 miliar pada akhir tahun 2018.
“Kami terus menghimpun fee based income secara maksimal tahun ini yang berasal dari transaksi e-channel. Upaya yang kami lakukan antara lain adalah mengembangkan kerja sama B2B dan juga meningkatkan transaksi dari nasabah existing,” ungkap Tambok.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh