Pasca mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Saham CPRI, pada Jumat (12/4), dibuka di level 196 per saham dan sempat melejit ke level Rp 260 per saham.
Meski terkoreksi sekitar 23,20% atau di harga 149 per saham pada penutupan bursa pekan ini, namun transaksi saham CPRI, pada Jumat (12/4), mencapai Rp 588 Miliar dengan volume perdagangan sekitar 22,5 juta lot.
Senior Analyst di CSA Research Institute, Reza Priyambada, menilai, bahwa sentimen positif dan harga saham IPO yang relatif murah, maka CPRI banyak diburu pelaku pasar. Sentimen positif, menurut Dia, dikarenakan optimisme emiten terhadap permintaan akan produk CPRI yang diyakini masih ada peminatnya.
“Dengan harga relatif murah dan ada hope di situ bahwa pasar/permintaan di bisnisnya masih tersedia, oleh karena itu sahamnya banyak diburu. Tentu target realistis dari CPRI dinantikan pelaku pasar”, ujar Reza.
Baca Juga: Resmi Listing, Capri Nusa Targetkan . . .
Sementara itu, salah seorang pelaku pasar menilai bahwa kebanyakan IPO, harga naik tinggi tapi volume tipis. Dia menyebut transaksi saham CPRI pada akhir pekan ini, sebagai transaksi yang fenomenal, atau belum ada yang menyamai, setidaknya selama tiga tahun terakhir.
“Transaksi seperti ini menandakan bahwa ini adalah real IPO dimana saham freefloat sekitar 20% ke publik, benar benar tersebar merata ke publik”, ujar pelaku pasar tersebut.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Capri Nusa Satu Properti, Tbk Jansen Surbakti mentargetkan pendapatan perseroan tahun 2019 meningkat menjadi Rp 25 miliar pada 2019 dibandingkan 2018. Pendapatan tersebut berasal dari bisnis resort dan beach club serta sewa perkantoran.
"Kami optimistis target pendapatan 2019 dapat direalisasikan," tegas dia.
Baca Juga: Capri Nusa Optimis Bisa Masuk Bursa di Maret Ini
Sementara itu Dana hasil IPO, akan dimanfaatkan Capri Nusa untuk menyelesaikan proyek Convention Center dan perkantoran di Jatiwaringin, Jakarta Timur. Selain itu, untuk pembangunan resort dan spa berstandar Internasional di Nusa Penida, Bali. Komposisi pemanfaatan dana IPO mencakup 50% untuk proyek resor, sebesar 40% untuk proyek perkantoran, dan 10% untuk modal kerja.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: