Wakil Ketua Gerindra, Fadli Zon, menyebut pihak yang ingin demo pada 22 Mei 2019 ditakut-takuti isu adanya teror bom. Hal itu membuat sejumlah tokoh turut menanggapi.
Juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, menjelaskan pernyataan Fadli hanya mendorong pihak kepolisian untuk bekerja sesuai semboyan Polri.
"Bang Fadli itu bermaksud mendorong polisi sesuai dengan semboyannya, 'melindungi dan mengayomi'. Jadi, maksud Bang Fadli itu kalau ada pelaku teroris silakan diproses hukum. Karena filosofi polisi itu kan semboyannya 'melindungi dan mengayomi', tentu harapan kita seperti itu," ujarnya di Jakarta, Senin (20/5/2019).
Baca Juga: Fadli Zon: Stop Bikin Stigma Negatif dan Menyeramkan!
Ia menambahkan sudah menjadi tugas kepolisian untuk mengungkap pelaku teroris. Berharap polisi mampu mengamankan aksi 22 Mei 2019 mendatang agar bisa berjalan damai dan kondusif tanpa anarkis.
"Yang penting, kalau seandainya ada rencana teror, kita tentu mendorong pihak kepolisian melakukan penegakan hukum agar pelaku teroris itu bisa ditangkap sehingga aksi 22 Mei ini bisa berjalan dengan aman, damai, kondusif, dan tanpa anarkis," jelasnya.
"Polisi kan juga punya maksud ingin mengungkap itu. Jadi kita tidak usah berpolemik dengan dua pernyataan itu, fokus saja bagaimana polisi bisa mengamankan aksi secara damai dengan menangkap pelaku teroris," sambungnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim