PT BISI International Tbk (BISI) memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp300 miliar atau mencapai 74,29 persen dari total laba bersih 2018. Hal ini dihasilkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan.
"Keputusan RUPS Tahunan hari ini menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp100 per saham untuk tiga miliar lembar saham," ucap Direktur Utama BISI, Jemmy Eka Putra di Jakarta, Selasa (28/5/2019).
Baca Juga: Saham VIVA Babak Belur karena Ditinggal Putra Mahkota Aburizal Bakrie?
Dia menyebutkan, pada 2018 BISI mencatatkan laba bersih senilai Rp403,82 miliar yang ditopang oleh penjualan bersih sebesar Rp2,66 triliun. Jemmy mengaku, penurunan penjualan dibanding posisi di 2017 yang mencapai Rp2,31 triliun dipengaruhi oleh kekurangan stok benih jagung hibrida.
"Kekurangan stok benih di 2018 karena kemarau datang lebih awal. Namun, kekurangan stok itu bisa terkejar pada semester kedua. Sehingga, penjualan kami masih baik. Memang, kami kehilangan opportunity yang lebih besar di semesater pertama," paparnya.
Baca Juga: Semen Indonesia Terbitkan Obligasi Rp4,08 Triliun, Bunganya?
Selain itu, jelas dia, kinerja keuangan BISI di 2018 juga terpengaruh oleh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. "Karena, ada bahan baku kami yang impor dan terkait ketatnya pengawasan supplai di China. Sehingga, mempengaruhi juga ke pertumbuhan margin," imbuhnya.
Namun demikian, jelas dia, pada tahun ini BISI memiliki kesempatan yang lebih baik untuk menumbuhkan kinerja keuangan. "Sejumlah kebijakan pemerintah mendukung produksi pangan terkait kontrol dan suplai harga," ujar Jemmy.
Baca Juga: Seluruh Dewan Komisaris dan Direksi Emiten Grup Salim Ini Undur Diri
Lebih lanjut Jemmy menyebutkan, kebijakan pengaturan suplai dengan mengontrol impor jagung dan beras akan mendukung kinerja bisnis BISI di 2019. "Ada juga kebijakan pemerintah mengenai penanaman jagung dengan memberi benih ke daerah-daerah tanam yang baru," ucapnya.
Selain efek positif dari kebijakan infrastruktur jalan, kata Jemmy, pembangunan irigasi dan perluasan area tanam jagung juga berdampak positif. "Pertumbuhan ekonomi tahun ini juga diperkirakan 5,2 persen, kelas menengah terus meningkat serta konsumsi ayam dan telur meningkat yang berdampak baik untuk komoditas jagung," ujar Jemmy.
Guna menangkap peluang bisnis tersebut, ungkap Jemmy, pada tahun ini BISI mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp30 miliar. Sebesar 15 persen dari capex akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas packaging benih dan sisanya untuk maintenance.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: