Kredit Foto: Ferry Hidayat
Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Drajad Wibowo, mengaku sanksi perihal kabar 30 dewan pengurus wilayah (DPW) PAN telah bertemu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dengan meminta partai untuk bergabung dengan pemerintah Joko Widodo (Jokowi).
"Mereka kan ujung tombak PAN di daerah, bagaimana mereka sanggup menatap wajah pemilih di daerah? Apalagi jika ditanya, kok PAN politiknya zig-zag terus," katanya kepada wartawan, Kamis (4/7/2019).
Baca Juga: Parpol Pro Prabowo Bisa Jadi Duri dalam Daging Jokowi, Begini Tanggapan PAN
Lanjutnya, ia mengatakan politik zig zag terjadi sejak Pilpres 2014 lalu, di mana PAN mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Namun, akhirnya bergabung dengan pemerintahan Jokowi-JK.
Lebih lanjut, kemudian pada Pilpres 2019, kemarin PAN memilih mendukung pasangan Prabowo-Sandi, namun sekarang ingin masuk ke permerintahan kedua Jokowi.
"Lalu sekarang mau masuk (pemerintah) lagi? Mereka (pengurus daerah) khawatir pemilih marah," ungkapnya.
Baca Juga: Dijagokan Maju Pilpres 2024, Sindir Demokrat: Prabowo Siap Kalah?
Tambahnya, ia bahkan menyebut manuver sejumlah elite di DPP PAN yang meminta partai bergabung pada pemerintah adalah sikap memalukan.
"Saya malu sebenarnya dengan kengototan sebagian pengurus DPP PAN masuk koalisi pak Jokowi. Malunya tiga kali lipat," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
