Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mau Genjot Ekspor, Menhub: Operasional Pelabuhan Tanjung Priok 24 Jam

Mau Genjot Ekspor, Menhub: Operasional Pelabuhan Tanjung Priok 24 Jam Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Waktu operasional pelayanan Pelabuhan Tanjung Priok akan dilaksanakan setiap hari alias 24 jam nonsetop. Kebijakan ini diberlakukan dalam rangka meningkatkan jumlah ekspor di pelabuhan tersebut.

Nantinya, otoritas pelabuhan, syahbandar, bea cukai, imigrasi, operator pelabuhan, bank, dan stakeholders terkait akan melakukan pelayanan optimal secara terus-menerus selama 24 jam 7 hari dalam seminggu.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, telah menyisir upaya-upaya yang bisa meningkatkan ekspor. Ia mengakui ada beberapa hal yang memang harus ditingkatkan. Salah satunya, meningkatkan waktu operasional pelayanan di Pelabuhan Tanjung Priok.

"Berkaitan dengan jumlah hari produktif pelayanan, sebelum ini tiga hari, sekarang sudah empat sampai lima hari, kami ingin tujuh hari. Artinya 24/7 kami melayani agar orang-orang yang melayani di sini waktunya tersebar, dan fasilitas tol, truk itu terbagi rata di tujuh hari. Sehingga produktivitas lebih baik," jelas Budi dalam keterangan yang diperoleh, Senin (8/7/2019).

Baca Juga: Pelabuhan Marunda Akan Topang Pelayanan Kepelabuhan Tanjung Priok

Lanjut Menhub, jika diilustrasikan dengan waktu pelayanan tiga hari, apabila ada eksportir yang ingin mengirim 14 kontainer barang, maka dalam satu hari harus ada lima truk kontainer yang berjalan dalam sehari, namun jika waktu pelayanan menjadi tujuh hari, maka dalam satu hari hanya dibutuhkan dua truk kontainer saja.

Imbasnya, hal tersebut akan membuat jalanan dari dan menuju pelabuhan menjadi tidak terlalu padat, sehingga efek positifnya dapat mengurangi jumlah kemacetan.

"Jadi, jalannya lengang, truknya produktif, yang di pelabuhan juga enak mengaturnya. Dengan lengang itu, maka kecenderungan untuk melakukan kegiatan ekspor khususnya itu bertambah. Pasti bertambah karena kemudahan itu ekuivalen dengan pertambahan jumlah. Kalau ini semua lancar, maka otomatis yang ekspor juga menjadi lebih banyak," jelas Menhub.

Selanjutnya, yang juga menjadi pusat perhatian Menhub adalah empty container (kontainer kosong) dalam impor barang. Menurut Menhub, setelah melakukan proses impor barang, banyak truk kontainer  berjalan dalam keadaan tanpa muatan atau kosong. Karena itu, hal ini akan dikoordinasikan lebih lanjut agar truk-truk tersebut tidak berjalan dalam keadaan kosong.

Baca Juga: Jurus Jitu Kemenhub Agar Damri Tak Mogok Lagi

"Truk banyak yang berjalan kosong. Setelah impor, dia kosong, dia dibawa ke Cikarang ke sini (Tanjung Priok) kosong. Kami akan minta cargo owner atau shipping line menyiapkan supaya jangan ada truk yang kosong. Jadi, kami upayakan itu dalam keadaan terisi," ujar Menhub.

Kemudian, hal terakhir yang menjadi sorotan Menhub adalah masalah sistem. Perlu ada satu sistem yang mengatur keseluruhannya.

"Kami akan tingkatkan koordinasi INSW, Inaportnet. Dengan Bea Cukai, Pelindo, Syahbandar, OP bersama Ditjen Perhubungan Laut akan kami rapatkan minggu depan agar sistemnya menjadi satu," paparnya.

"Di sini juga saya sengaja mengundang para banker BNI, BRI, dan Mandiri untuk Sabtu-Minggu juga masuk. Sekarang Sabtu-Minggu masih sepi, jadi nanti akan ramai. Agar mereka juga beroperasi," pungkas Budi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: