Dampak Teknologi Kian Nyata, Humas Korporasi Perlu Strategi Ini

Tokoh kehumasan di tiap korporasi mendapat tantangan luar biasa berkat kehadiran teknologi, demikian menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Rosarita Niken Widiastuti, Jumat (26/7/2019).

Niken mengatakan tokoh humas harus melakukan perubahan strategi komunikasi pada saat ini. Komunikasi korporasi yang awalnya hanya dilakukan above the line, kini harus dilengkapi dengan strategi through the line dan below the line. Apa maksud dari strategi tersebut?

Dalam sambutannya di perhelatan Indonesia Corporate PR Award 2019 yang dihelat oleh Warta Ekonomi, Niken menjelaskan, "Through the line, strategi komunikasi lewat media sosial, ini akan cepat sampai ke masyarakat."

Baca Juga: Inilah Daftar Penerima Indonesia PR Award 2019

Apalagi, Indonesia memiliki 117 juta pengguna aktif internet dengan rata-rata harian durasi 8 jam 6 menit di dunia maya itu. Humas korporasi perlu memanfaatkan peluang itu untuk bercerita mengenai perusahaannya.

"Kalau dulu komunikasi korporasi cukup lewat media mainstream. Sekarang, komunikasinya harus interaktif. Harus aktif story telling, video pendek, infografis," papar Niken lagi.

Strategi lainnya disebut below the line--langkah perusahaan untuk menggandeng para selebritis di media sosial (influencer). Hal tersebut sudah banyak dilakukan oleh deretan perusahaan belakangan ini, seperti Tokopedia, Smartfren, Shopee, dan sebagainya.

Menurut Niken, hal itu akan membantu perusahaan membangun citra dan reputasi positif. Dengan begitu, mereka bisa dipercaya oleh masyarakat. Sebab, humas menjadi titik sentral komunikasi antara perusahaan dan para pemegang kepentingan, terutama masyarakat.