Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PGN Siap Akselerasi Pengembangan Infrastruktur dan Niaga Gas Bumi Domestik

PGN Siap Akselerasi Pengembangan Infrastruktur dan Niaga Gas Bumi Domestik Petugas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memeriksa kesiapan gas sebelum didistribusikan ke masyarakat menggunakan Gaslinktruck PGN di kantor PGN Pusat, Jakarta, Jumat (16/11/2018). PGN meluncurkan 32 Gaslinktruck yang merupakan upaya PGN dalam memperluas akses pemanfaatan gas bumi ke masyarakat, sehingga pelaku industri menengah dan menengah bawah seperti restoran dan hotel bisa menikmati gas meskipun tak ada sambungan ke jaringan pipa gasnya. | Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota holding BUMN migas, PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN menegaskan siap menjalankan perannya sebagai subholding gas untuk akses energi gas bumi yang lebih terjangkau, ramah lingkungan, dan kompetitif.

Direktur Utama PGN Gigih Prakoso menjelaskan, kesiapan ini sejalan dengan menghadapi tantangan ke depan dalam penyediaan energi bersih yang berkelanjutan serta dalam upaya memperluas pemanfaatan gas bumi ke seluruh wilayah di Indonesia melalui pembangunan infrastruktur gas bumi nasional.

"PGN akan mengelola rantai bisnis midstream dan downstream secara terintegrasi, baik optimasi pasokan, infrastruktur, serta pengelolaan pasar di seluruh wilayah Indonesia sehingga akan meningkatkan keandalan penyaluran gas bumi, serta penyediaan gas dengan harga yang kompetitif dengan tetap memperhatikan keberlangsungan usaha penyediaan gas bumi," jelas Gigih Prakoso di Gedung Sinergi 8 Komplek Kementerian BUMN, Kamis (8/8/2019).

Saat ini Indonesia sedang menghadapi tantangan kemandirian energi nasional dengan semakin membengkaknya subsidi energi. Tercatat pada 2019 subsidi energi yang digelontorkan lebih kurang Rp100 triliun untuk BBM maupun LPG.

Baca Juga: Pelindo III dan PGN Bakal Bangun Terminal LNG di Tanjung Perak

Kembali publik diingatkan akan rencana bauran energi yang sudah digagas dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), di mana ditargetkan konsumsi minyak bumi seharusnya semakin menurun jadi 23% di 2025 dibandingkan di 2017 yang masih tercatat sebesar 42%.

Lantaran makin besarnya subsidi energi akibat pertumbuhan permintaan energi yang semakin besar, impor migas menjadi salah satu solusi saat ini dengan semakin menurunnya cadangan minyak di Indonesia.

Meski pertumbuhan permintaan BBM makin meningkat, di sisi lain isu lingkungan juga menyeruak beberapa waktu ini di kalangan masyarakat ibu kota. Gas bumi adalah salah satu jawaban untuk mengurai permasalahan ini.

Saat ini utilisasi gas bumi membutuhkan akselerasi dan kerja sama seluruh stakeholders untuk bisa menopang kemandirian energi yang diharapkan dapat mencapai 22% di 2025.

Berdasarkan data realisasi penyaluran gas untuk domestik yang diambil dari laporan tahunan SKK Migas 2018, dari total kontrak penjualan sebesar 1.948 bbtud, realisasi pemanfaatan gas bumi oleh industri domestik hanya sebesar 1.698 bbtud atau berkisar 87% dari total kontrak penjualan.

Hal ini diakibatkan salah satunya karena keterbatasan ketersediaan infrastruktur gas bumi yang dapat diakses oleh pengguna gas bumi sektor industri.

Saat ini negara telah memperbaikin berbagai perubahan fundamental dalam tata kelola industri gas bumi domestik. Seperti pelarangan penjualan niaga secara bertingkat, kewajiban bagi badan usaha penerima alokasi untuk memiliki dan mengembangkan infrastruktur, implementasi wilayah jaringan distribusi dan eksklusivitas wilayah niaga tertentu, dan subwilayah niaga tertentu, serta pengaturan harga gas bumi untuk industri dan pembangkitan listrik yang ditetapkan Menteri ESDM.

Perubahan fundamental tersebut bertujuan untuk memberikan kemampuan pada badan usaha dalam mengembangkan infrastruktur gas bumi ke wilayah-wilayah baru sesuai visi pemerintah untuk memberikan keadilan akses energi ke seluruh wilayah di Indonesia secara berkelanjutan.

Baca Juga: Tinggalkan Status BUMN, PGN Ubah Nama Jadi Ini...

"Diharapkan, meningkatnya pemanfaatan gas bumi akan memangkas defisit realisasi pemanfaatan gas domestik yang akan memberikan dampak signifikan terhadap ketergantungan impor migas dan multiplier effect dari pemanfaatan gas bumi di seluruh sektor, dari kelistrikan, industri, UMKM, transportasi, dan rumah tangga," imbuh Gigih.

Dengan portofolio subholding gas di bidang infrastruktur sepanjang lebih dari 9.900 km dan pengelolaan pipa jaringan gas rumah tangga sepanjang lebih dari 3.800 km, juga portofolio pengelolaan niaga gas bumi sebesar 919 bbtud dengan jumlah pelanggan lebih dari 230 ribu, PGN akan melanjutkan pengembangan infrastruktur sepanjang kurang lebih 565 km di 2019, baik pipa transmisi dan distribusi, termasuk upaya terobosan menjaga realibilitas pasokan melalui moda transportasi gas bumi berbasis LNG di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Lampung.

Terobosan lain untuk akselerasi pemanfaatan gas bumi adalah sinergi dengan holding migas dalam melayani kebutuhan energi bagi kilang, pemanfaatan gas bumi untuk program konversi BBM ke BBG di sektor transportasi, dan program 4,7 juta pelanggan rumah tangga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: