Melambatnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini menjadi indikasi awal bahwa konsumsi masyarakat tidak sekuat prediksi pasar, karena konsumsi rumah tangga masih menjadi pilar utama pendukung geliat perekonomian domestik. Hal ini tentu saja berdampak pada penjualan ritel yang berkaitan dengan sektor konsumer termasuk penjualan kendaraan bermotor.
Ditambah lagi faktor global berupa tren penurunan harga komoditas, perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang berlanjut pada perang mata uang sehingga memicu pelemahan nilai tukar sejumlah negara, termasuk Indonesia, diperkirakan akan semakin menggerus daya beli masyarakat.
Langkah Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan lebih lanjut demi menopang daya beli masyarakat menjadi tak mudah karena rupiah yang melemah.
Dengan berbagai faktor di atas, Analis Bahana Sekuritas Anthony Yunus memperkirakan penjualan kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua masih akan lemah karena kemampuan masyarakat untuk membeli mobil akan semakin terbatas, demikian juga halnya penjualan motor diperkirakan masih akan tumbuh single digit karena penetrasi motor yang sudah cukup tinggi.
"Demi menggenjot penjualan mobil dan motor hingga akhir tahun di tengah-tengahnya turunnya permintaan, pemberian diskon yang lebih agressif akan terjadi pada semester kedua," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (12/8/2019).
Baca Juga: Penjualan Mobil Turun, Laba Astra Anjlok Hingga 6%
Anthony mencontohkan Astra Internasional yang merupakan salah satu pemain otomotif terbesar di Indonesia mencatat volume penjualan dan margin dari kendaraan roda empat lebih rendah dari ekspektasi semula pada kuartal II-2019, meski penurunannya tidak seburuk industri secara keseluruhan.
Badan Pusat Statistis (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2019, tumbuh sebesar 5,05% bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pengeluaran konsumsi rumah tangga memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi hingga 55,79%, diikuti dengan sumbangan investasi yang tercatat sebesar 31,25%.
Pengeluaran konsumsi pemerintah memberikan kontribusi sebesar 8,71%, sedangkan kontribusi ekspor masih negatif akibat masih tingginya impor.
Bank sentral telah memotong suku bunga acuan atau BI 7-Day Repo Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,75% dari yang sebelumnya sebesar 6%, pada Juli untuk mendorong geliat perekonomian di tengah-tengahnya rendahnya perkiraan inflasi hingga akhir tahun ini.
Pada kuartal II-2019, Astra Internasional membukukan laba bersih sebesar Rp4,6 triliun atau turun 15%, dibanding periode yang sama tahun lalu akibatnya rendahnya penjualan dari sektor otomotif dan komoditas khususnya CPO. Melihat pencapaian hingga kuartal dua tahun ini, Bahana mengubah perkiraan pendapatan dan laba bersih perusahaan berkode saham ASII ini hingga akhir 2019.
Bahana memperkirakan pendapatan ASII akan mencapai Rp240,7 triliun pada akhir tahun ini, dari perkiraan semula sebesar Rp249,3 triliun. Laba bersih diperkirakan mencapai Rp20,7 triliun, dari perkiraan semula sebesar Rp23 triliun. Pendapatan dari segmen otomotif diperkirakan akan mencapai Rp104,7 trililiun, dari perkiraan semula sebesar Rp106,8 triliun.
Anak usaha Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) ini memberikan rekomendasi Hold untuk saham ASII dari yang sebelumnya Buy, dengan target harga Rp7.500 dari yang sebelumnya 8.300/lembar saham.
Ia mengatakan Bahana memperkirakan volume penjualan kendaraan roda empat secara industri akan mencapai 1,082 juta unit pada akhir 2019, atau turun sebesar 6% dari realisasi penjualan sepanjang 2018. Penjualan kendaraan roda empat ASII diperkirakan turun sebesar 4,8% secara tahunan.
"Penjualan kendaraan roda dua secara industri diperkirakan akan mencapai 7,088 juta unit sepanjang 2019, atau tumbuh sebesar 8% secara tahunan. Penjualan kendaraan roda dua Astra diperkirakan akan tumbuh sebesar 12% secara tahunan pada akhir 2019," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: