Jusuf Kalla Tinjau Kesiapan Lima Venues Asian Games | Kredit Foto: Kementerian PUPR
Proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dikelola oleh perusahaan di bawah nauangan keluarga Kalla, yaitu PT Kerinci Merangin Hidro, menerima suntikan dana dengan jumlah yang jumbo, yakni US$698,75 juta atau setara dengan Rp9,8 triliun. Dana tersebut diberikan dalam bentuk kredit sindikasi yang telah disalurkan pada 24/07/2019 lalu.
Baca Juga: Jauh dari Pemberitaan, Geliat Saham Perusahaan Milik JK Ternyata. . . .
Melansir dari Bisnis.com, setidaknya ada lima perusahaan pelat merah penopang pembiayaan dari proyek PLTA berkapasitas 4x87,5 MW atau 1.280 GWh per tahun yang berlokasi di Kerinci, Jambi itu.
Baca Juga: Dari BRI, BCA, Mandiri, ASII, hingga UNTR Jadi Bulan-Bulanan Investor, Cek Faktanya Biar Gak Keliru!
Kelimanya meliputi PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BBRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Sarana Multi Infrastruktur, dan PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga. Asal tahu saja, kredit sindikasi dari BNI untuk proyek tersebut menjadi yang paling besar di antara lainnya, yaitu mencapai US$350 juta.
Sebagai informasi, pada tahun 2015 silam, sejumlah 25% saham PT Kerinci Merangin Hidro diakuisi oleh PT Bukaka Mega Investama, entitas anak dari perusahaan milik keluarga Jusuf Kalla, PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
