Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketika Tinggi Badan Jadi Kriteria Masyarakat dalam Memilih Pemimpin

Ketika Tinggi Badan Jadi Kriteria Masyarakat dalam Memilih Pemimpin Kredit Foto: (Dok. Koran SINDO).
Warta Ekonomi, London -

Salah satu studi membuka masyarakat saat ini lebih memilih pemimpin yang tinggi dibandingkan politikus yang pendek. Banyak pandangan kalau orang yang tinggi memiliki kepemimpinan yang baik.

 

Hal tersebut dibuktikan dengan banyak pemimpin dunia yang memiliki tinggi sekitar 170 cm. Walaupun saat ini masih ada pemimpin yang pendek. Akan tetapi, pemimpin tinggi dinilai mampu menunjukkan citra positif terhadap bangsa yang dipimpinnya.

 

Ada beberapa pemimpin dunia tinggi yang menarik perhatian. Seperti Presiden Rusia Vladimir Putin yang telah menguasai politik selama hampir dua dekade memiliki tinggi 170 cm. Presiden China Xi Jinping memiliki tinggi mencapai 175 cm. Dia termasuk pemimpin China yang tergolong tinggi dibandingkan presiden sebelumnya. Untuk PM Inggris Boris Johnson memiliki tinggi 175 cm. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memiliki tinggi 183 cm.

 

Tak hanya itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahkan sering mengejek politikus lain yang lebih pendek darinya. Dia suka bermain golf di kala senggang, meskipun memiliki gaya hidup dengan mengonsumsi makanan cepat saji. Kemudian, PM Kanada Justin Trudeau dengan tinggi 188 cm termasuk pemimpin dunia yang tinggi. Pemimpin muda yang terus bersinar itu dikenal sangat bersahaja dan mempesona dalam komunikasi politiknya.

 

Pemimpin perempuan juga dikenal tinggi seperti Angela Merkel (165 cm) Meskipun tidak relatif tinggi , dia merupakan pemimpin yang disegani dan dikenal sebagai garda depan di Uni Eropa. Tak hanya itu, PM Selandia Baru Jacinda Ardern (170 cm) dikenal sebagai pemimpin perempuan yang mampu menangani dengan baik saat krisis penyerangan dua masjid beberapa waktu lalu.

 

Menurut Dr Gregg Murray dari Texas Tech University di Lubbock, Texas, membeberkan kandidat pemimpin dari Partai Republik dan Demokrat yang tinggi menjadi isu penting dalam setiap pemilu presiden pada 1789 hingga 2008. Faktor tingginya pemimpin berpengaruh terhadap 58% responden. Ketika ditanya, presiden mana yang akan dipilih, mereka cenderung memilih pemimpin yang tinggi.

 

Kenapa? “Nenek moyang kita tinggal di kelompok yang umumnya terlibat konflik dan kerap membutuhkan penyelesaikan secara fisik,” seperti diwartakanMurray dari Guardian. 

 

“Jika kamu di dalam sebuah kelompok dan ada musuh yang datang dari sebelah bukit, tentunya kamu ingin orang paling tinggi untuk melihat musuh, sehingga mereka mengetahui kalau peperangan tersebut akan berjalan dengan berat,” katanya.

 

Menurut survei yang dilakukan terhadap 467 responden yakni mahasiswa AS untuk menggambarkan pemimpin nasional yang ideal. 64% responden mengungkapkan pemimpin ideal adalah mereka yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata penduduk. Sebagian besar responden yang terlibat adalah mahasiswa Amerika, hanya sebagian kecil dari Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika Latin.

 

“Bisa jadi itu adalah faktor budaya,” kata Murray. “Namu, dia menemukan hasil kalau pemimpin tinggi diterima di semua budaya,” terangnya.

 

Selain itu, ada beberapa kajian mengungkapkan pemimpin yang tinggi juga berdampak positif terhadap kepemimpinan, terutama pria. Sebagian besar orang memandang pria yang tinggi cenderung persuasif, impresif, dan memiliki kemampuan di atas rata-rata.

 

Salah satu survei mengungkap CEO dari perusahaan yang masuk dalam Fortune 500 ternyata memiliki tinggi di atas rata-rata orang AS. Para CEO itu umumnya memiliki tinggi rata-rata mencapai 187 cm.

 

Pada survei yang dilakukan penulis buku psikologi populer ternama, Malcolm Gladwll menyatakan kalau kenaikan tinggi setiap satu inchi berdampak pada pendapatan tahunan USD800.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: