Keempat, kondisi kurs rupiah yang tidak stabil dapat mengakibatkan supply and demand CPO menjadi tidak stabil. Depresiasi rupiah tersebut akan mempengaruhi harga jual CPO di pasar global dan profit yang diperoleh oleh industri.
Tidak hanya itu, petani di daerah juga akan merasakan dampak negatif terhadap harga jual TBS dan pendapatannya. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk membantu perbaikan harga komoditas kelapa sawit yakni dengan mengeluarkan kebijakan pungutan ekspor US$0/ton apabila harga CPO internasional di bawah US$570/ton.
Jika harga CPO internasional berkisar antara US$570-619/ton maka pungutan ekspor diberlakukan sebesar US$25/ton dan apabila harga CPO kembali normal yakni US$619/ton, pungutan ekspor ikut normal yakni US$50/ton.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: