Bawa Inovasi tanpa Internet, Zenius Education Digitalkan Sekolah-Sekolah di Daerah 3T

Zenius Education baru-baru ini mengunjungi Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, salah satu daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) untuk mengimplementasikan Zenius Prestasi. Zenius Prestasi adalah server yang bisa digunakan penggunanya untuk mengakses materi pelajaran Zenius Education tanpa koneksi internet.

Kunjungan ini merupakan bentuk kerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk mengembangkan daerah tertinggal, yang diumumkan pada akhir Agustus 2019 lalu.

"Permasalahan pendidikan di Indonesia cukup luas dan kompleks. Tidak bisa hanya bergantung pada satu pihak, apalagi hanya pada pemerintah. Kementerian Desa mengupayakan kemitraan untuk bekerja bersama memecahkan masalah pendidikan," ujar Priyono, Direktur PSDM, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal.

Baca Juga: Lentera Pendidikan di Timur Indonesia Bersama Quipper dan Kemdes-PDTT

Dia kembali berujar, "Kenapa Zenius? Inovasinya dapat mengurangi beban tugas guru, dan memungkinkan jumlah guru yang sedikit bisa melayani siswa dengan jumlah yang cukup besar."

Zenius Prestasi memiliki fitur video belajar yang lengkap mengikuti perkembangan kurikulum, paket soal latihan, dan ujian dengan komposisi Higher Order Thinking Skill (HOTS) dan Lower Order Thinking Skill (LOTS) yang proporsional, dan pemetaan kemampuan siswa dan prediksi rekomendasi belajar.

Hingga saat ini, Zenius telah memasang Zenius Prestasi di 15 sekolah di Kabupaten Sambas. Untuk tingkat SD, Zenius Prestasi sudah digunakan di SDN 01 Mentawa, SDN 02 Dalam Kaum, SDN 27 Kartiasa, SDN 19 Sebambang, SDN 10 Daup, SDN 05 Sagu Galing, SDN 07 Sasak, dan SDN 02 Sungai Bening.

Sementara di tingkat SMP, Zenius Prestasi sudah terpasang di SMPN 01 Sambas, SMPN 02 Sambas, SMPN 03 Sambas, SMPN 6 Galing, SMPN 1 Sajingan Besar, dan SMPN 2 Sajingan Besar.

Ke depan, Zenius Prestasi diharapkan juga bisa mentransformasi digital sekolah-sekolah di daerah 3T lainnya di seluruh Indonesia.

"Kami aktif melibatkan para guru untuk memastikan fiturnya relevan dan sesuai kebutuhan kegiatan belajar mengajar di kelas. Kami berharap Zenius tidak hanya menemani siswa belajar, tetapi juga membantu guru-guru memfasilitasi pembelajaran, menginspirasi siswa, dan membentuk karakter muda-mudi Indonesia," ujar Amanda Witdarmono, Chief of Education Initiatives Zenius Education.