China akan mendanai seluruh pembangunan jalan kereta api di Kenya. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan untuk menghubungkan Asia, Eropa, dan Afrika.
Kereta api merupakan proyek infrastruktur terbesar di Kenya sejak kemerdekaannya. Proyek Standard Gauge Railway (SGR) diluncurkan pada 2017. Kereta yang beroperasi dengan jadwal harian antara kota pelabuhan Mombasa ke Nairobi itu telah mengangkut hingga dua juta penumpang.
Baca Juga: China Sebut Inggris Dibalik Kematian 39 Orang Dalam Truk
Duta Besar China untuk Kenya, Wu Peng, melambaikan tangan saat peluncuran resmi kereta penumpang SGR di Nairobi, Rabu (23/10/2019). Mengutip Reuters, proyek yang menelan biaya US$1,5 miliar itu merupakan sambungan dari jalur kereta api lain yang juga didanai China senilai US$3,2 miliar yang dibuka pada 2017. Bagian kedua, jalur sepanjang 120 kilometer, ini menghubungkan ibu kota Kenya, Nairobi, ke Naivasha, sebuah kota di Lembah Rift Tengah. Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta, ikut serta dalam perjalanan perdananya.
Fase satu dan dua bukanlah akhir dari jalur proyek kereta api ini. Di tahun-tahun mendatang, juga dibangun jalur yang akan menghubungkan enam negara Afrika Timur lainnya sehingga membuka kawasan itu untuk perdagangan internasional.
Wu Peng saat peluncuran mengatakan, jalur kereta api dari Mombasa memberikan dampak positif bagi ekonomi, pariwisata, investasi, dan komunikasi. "Banyak lagi pekerjaan akan tercipta," katanya.
Insiatif Sabuk dan Jalan atau Satu Sabuk Satu Jalan merupakan strategi pembangunan yang dikembangkan pemerintahan Presiden Cina Xi Jinping yang berfokus pada konektivitas dan kerja sama antara negara-negara Eurasia, terutama RRC, Sabuk Ekonomi Jalur Sutra berbasis daratan, dan Sabuk Sutra Maritim lintas samudra.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: