Gojek kembali mengajukan izin untuk beroperasi di Filipina setelah mengalami penolakan dua kali karena kebijakan kepemilikan yang berlaku di sana. Perusahaan besutan Nadiem Makarim itu siap menantang monopoli Grab di Filipina.
Kali ini, Gojek menjalin kemitraan dengan perintis e-commerce lokal, Paulo Campos, menurut dokumen yang diserahkan ke Komisi Sekuritas dan Pertukaran Filipina.
"Kami telah melihat dokumen-dokumen tersebut dan telah mengesahkannya kepada Departemen Transportasi," kata Kepala Badan Pengatur Waralaba Transportasi dan Waralaba Filipina (LTFRB), Martin Delgra kepada Nikkei Asian Review, dikutip dari KrAsia, Jumat (22/11/2019).
Baca Juga: Sst! Google Gandeng Gojek, Tokopedia, dan Traveloka, Ada Apa Ya?
Wakil Menteri Transportasi Filipina, Mark De Leon mengatakan, dokumen-dokumen Velox berada di tangan staf peninjau LTFRB.
De Leon berujar, "Sekretaris (Kementerian) Transportasi, Arthur Tugade akan menandatangani keputusan itu," katanya soal permohonan Gojek, sayangnya ia tak menyebutkan rincian waktunya.
Yang memperkuat persiapan Gojek untuk masuk ke Filipina ialah lowongan pekerjaan sebagai 'Kepala Hubungan Pemerintah' yang dibuka perusahaan pada awal bulan ini.
Upaya-Upaya Gojek Demi Masuk ke Filipina
Menurut pengajuan peraturan yang dikonfirmasi oleh Nikkei, perusahaan Filipina, Pace Crimson Ventures Corp telah mengakuisisi 60% saham di afiliasi lokal Gojek, Velox Technology Philippines untuk memenuhi syarat minimal kepemilikan lokal bagi perusahaan transportasi yang beroperasi di Filipina.
Baca Juga: Gojek Mengaspal ke Filipina Tahun Depan, Reaksi Regulator Setempat Top!
Pemegang saham terbesarnya adalah Paulo Campos (35%), Kepala Eksekutif dan co-founder Zalora Filipina, yang 49% sahamnya dimiliki oleh konglomerat Ayala Corp. "Dengan demikian, Velox Filipina 60,01% dimiliki warga negara Filipina," imbuh Penasihat Umum SEC, Camilo Correa.
Pengajuan kali ini merupakan langkah Gojek yang paling jaruh untuk mengaspal di Filipina setelah LTFRB menolak pengajuan izinnya pada Desember 2018 dan Maret 2019.
Penolakan yang Gojek terima memberikan kesempatan bagi Grab untuk memperkuat posisinya di Filipina, di mana mereka sudah mendominasi sejak mengakuisisi Uber di Asia Tenggara.
Filipina sebagai negara dengan penduduk terpadat kedua di Asia Tenggara setelah Indonesia sehingga penting bagi ekspansi di wilayah tersebut. Pada Januari lalu, Gojek mengakuisisi saham mayoritas startup coin.php, layanan pembayaran seluler dalam kesepakatan bernilai sekitar US$72 juta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: