Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga BBM Naik Picu Demo di Wilayah Ini, Pemerintah Tangkap 100 Orang

Harga BBM Naik Picu Demo di Wilayah Ini, Pemerintah Tangkap 100 Orang Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Surakarta -

Pemerintah Iran meringkus sekitar 100 pemimpin aksi demonstrasi yang memprotes naiknya harga bensin di negara tersebut.

Mereka diidentifikasi dan ditahan di "berbagai bagian negara" oleh Pengawal Revolusi Iran yang kuat, melansir BBC, Sabtu (23/11/2019).

Pengumuman itu datang ketika AS menjatuhkan sanksi pada menteri komunikasi Iran karena membatasi akses internet selama demonstrasi.

Baca Juga: Usai Unjuk Rasa BBM, Iran Mulai Pulihkan Akses Internet

Amnesty International mengatakan lebih dari 100 orang tewas dalam protes yang melanda beberapa kota.

Sumber lain mengatakan bahwa jumlahnya mungkin jauh lebih tinggi. Pejabat Iran awal pekan ini mengkonfirmasi 12 kematian.

Presiden Iran mengklaim berhasil menangani kelompok pemrotes, dengan mengatakan bahwa "elemen subversif" yang didukung oleh AS, Israel dan Arab Saudi berada di belakang kerusuhan.

Juru bicara pengadilan Gholamhossein Esmaili mengatakan kepada TV pemerintah pada Jumat 22 November 2019 bahwa 100 pemimpin protes dan tokoh-tokoh terkemuka sudah ditahan.

Awal protes

Protes meletus pada Jumat pekan lalu setelah pemerintah mengumumkan harga bensin akan naik 50%.

Presiden Hassan Rouhani mengatakan kenaikan bensin untuk kepentingan umum, dan bahwa uang yang terkumpul akan dibagikan kepada warga yang paling membutuhkan.

Namun keputusan itu disambut dengan kemarahan yang meluas di sejumlah Iran, di mana ekonomi negara itu sudah terguncang akibat sanksi dari AS.

Ekspor minyak Iran telah jatuh, nilai real Iran telah anjlok, dan harga barang-barang pokok melonjak.

Bank dan pompa bensin dibakar saat pedemo menyebar ke seluruh negeri dan demonstran bentrok dengan pasukan keamanan.

Pemerintah telah memblokir akses Iran ke internet, sehingga sulit untuk mengumpulkan informasi dan menilai situasi di jalanan.

Pihak berwenang mengatakan mereka mulai mengembalikan konektivitas, tetapi internet sebagian besar tetap diblokir di negara itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: