Kredit Foto: Unsplash/Dmitry Moraine
Dolar AS bergerak variatif dengan kecenderungan menguat di hadapan mata uang dunia seiring dengan ketidakpastian atas kesepakatan dagang AS-China. Mata uang safe haven itu tampil perkasa di hadapan poundsterling, dolar Kanada, dolar Hong Kong, yen, dolar Singapura, dan rupiah.
Hanya ada segelintir mata uang yang saat ini mampu unggul terhadap dolar AS, yakni dolar Australia, euro, yuan,won, baht, dan dolar Taiwan.
Baca Juga: China Ogah Damai dengan AS, Kecuali Trump Lakukan. . . .
Nasib yang hampir bertolak belakang justru dialami oleh rupiah. Kala pembukaan pasar spot Senin (2/12/2019), rupiah stagnan di level Rp14.105 per dolar AS. Namun, stagnansi tersebut berbalik menjadi depresiasi bukan hanya di hadapan dolar AS, melainkan juga di hampir semua mata uang.
Baca Juga: Rupiah di Akhir Pekan: Megap-Megap Gak Karuan!
Terhitung hingga pukul 10.25 WIB, rupiah terdepresiasi -0,11% ke level Rp14.120 per dolas AS. Mata uang sekelas dolar Australia dan euro juga turut menekan rupiah masing-masing sebesar -0,23% dan -0,11%.
Sementara itu, di jajaran Asia, rupiah resmi menjadi mata uang terlemah ketiga di Benua Kuning setelah yen (0,13%) dan ringgit (0,06%). Adapun pasukan mata uang Asia yang kompak menekan rupiah meliputi won (-0,25%), yuan (-0,15%), dolar Taiwan (-0,13%), dolar Hong Kong (-0,06%), dolar Singapura (-0,05%), dan baht (-0,04%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait:
