Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Akan Gugat EU ke WTO, Gapki: Kami Dukung!

Indonesia Akan Gugat EU ke WTO, Gapki: Kami Dukung! Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mendukung langkah pemerintah yang akan melayangkan gugatan atas Uni Eropa (EU) ke Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) atas penerapan kebijakan renewable energy directive II (RED II).

Gugatan tersebut akan diajukan pekan depan. Direktur Pengamanan Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag), Pradnyawati, mengatakan bahwa gugatan itu dilayangkan karena sebagai negara produsen sawit, Indonesia merasa dirugikan atas kebijakan RED II yang melarang penggunaan minyak sawit sebabagi bahan biofuel. Kebijakan itu bisa menurunkan kapasitas ekspor minyak sawit Indonesia.

Baca Juga: Gapki Yakin Industri Sawit Berkembang di Serambi Mekah

"Kami akan memasukkan kebijakan RED II EU minggu depan," kata Pradnyawati dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (10/12/2019).

Kemendag sudah menunjuk firma hukum untuk melaksanakan gugatan tersebut. Hanya saja, Kemendag belum mau memberi tahu firma hukum mana yang telah ditunjuk. Firma hukum yang ditunjuk sudah disiapkan dari Indonesia dan Eropa.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Joko Supriyono, menyatakan setuju atas tindakan tersebut. Menurutnya, hasil gugatan dari WTO nantinya akan memberikan legislasi hukum bagi Indonesia.

"Langkah ke WTO sudah tepat karena masalah regulasi yang bersifat diskriminatif," kata Joko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (10/12/2019).

Sementara itu, Wakil Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani, juga mengapresiasi langkah ini. Tujuannya, supaya tidak ada kebijakan yang sama dilakukan oleh negara lain. Misalnya, pernah terjadi pada penerapan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) oleh EU terhadap minyak sawit.

"Tuduhan dumping dan subsidi awalnya diajukan EU terhadap CPO Indonesia. Tak lama kemudian, dibuat tuduhan serupa oleh AS," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Puri Mei Setyaningrum
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: