Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akan Bombardir Kedutaan AS, Trump: Oleh Karena Itu, Kami Habisi Soleimani

Akan Bombardir Kedutaan AS, Trump: Oleh Karena Itu, Kami Habisi Soleimani Kredit Foto: Reuters.
Warta Ekonomi, Washington -

Presiden Donald Trump mengatakan Amerika Serikat (AS) membunuh jenderal top Iran, Qassem Soleimani, karena ingin meledakkan kedutaan besar Amerika di Baghdad, Irak. Komandan Pasukan Quds itu tewas diserang rudal Hellfire via drone MQ-9 Reaper Amerika tak lama setelah mendarat di bandara Baghdad, Jumat pekan lalu.

Pernyataan terbaru Trump ini dapat menjelaskan lebih jauh tentang apa yang sejauh ini merupakan deskripsi sebagian besar intelijen yang samar-samar yang mendorong pemerintahan Trump untuk menyimpulkan bahwa membunuh Soleimani dan mengganggu plotnya akan membenarkan setiap kerugian yang mungkin dihadapi Washington.

Amerika Serikat pada hari Rabu lalu telah melihat beberapa akibat dari pembunuhan Jenderal Soleimani. Pada hari itulah Iran menembakkan sekitar 15 rudal ke dua pangkalan militer Amerika di Irak. Kedua pangkalan itu berada di Ain al-Assad dan Erbil.

Baca Juga: Lewat Telepon, Presiden Iran Paksa PM Inggris Kecam Pembunuhan Soleimani

Stasiun televisi pemerintah Iran mengklaim sebanyak 80 warga Amerika terbunuh. Namun, Pentagon mengonfirmasi bahwa serangan Iran tidak menimbukan korban luka maupun korban jiwa satu pun.

"Kami menangkap monster dan kami membawanya keluar dan itu seharusnya sudah lama terjadi. Kami melakukannya karena mereka ingin meledakkan kedutaan kami," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, hari Kamis yang dilansir Reuters, Jumat (10/1/2020).

Trump mengatakan serangan AS yang menewaskan Soleimani tak lepas dari serangan serangan 30 roket ke pangkalan militer AS di Irak oleh kelompok milisi Irak yang didukung Iran pada bulan Desember. Serangan puluhan roket itu menewaskan seorang kontraktor sipil Amerika dan melukai beberapa tentara Amerika. AS sendiri telah membalasnya dengan serangan udara di Irak dan Suriah yang menewaskan 25 misili Kata'ib Hizbullah. Kematian 25 milisi itulah yang memicu serangan kelompok milisi Irak ke Kedutaan Besar AS di Baghdad yang memaksa para staf diplomatik dievakuasi.

Trump mengatakan Soleimani ingin protes di Kedutaan Amerika itu menjadi lebih keras. "Itu adalah plot yang sangat terorganisir. Dan Anda tahu siapa yang mengaturnya. Pria itu sekarang tidak ada lagi. Okay? Dan dia memiliki lebih banyak hal dari kedutaan itu di dalam pikirannya," katanya.

Ditanya tentang pernyataan Trump soal rencana Soleimani untuk meledakkan Kedutaan Amerika di Baghdad, seorang pejabat senior pertahanan AS yang berbicara dengan syarat anonim mencatat bahwa Soleimani telah mengatur protes di kedutaan. Pejabat itu membenarkan bahwa memang ada rencana peledakan kedutaan. Pejabat itu menolak untuk memberikan rincian tentang informasi intelijen AS.

Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan serangan 15 rudal terhadap dua pangkalan Irak yang menampung pasukan AS adalah tanggapan Teheran terhadap pembunuhan Soleimani. Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), induk dari Pasukan Quds, mengeluarkan ancaman baru ke Washington pada hari Kamis.

"Pembalasan yang lebih keras segera," kata seorang pejabat IRGC Iran yang berbicara dalam kondisi anonim. Pejabat IRGC Iran lainnya mengatakan serangan 15 rudal pada hari Rabu hanyalah awal dari serangkaian serangan di seluruh wilayah Timur Tengah.

Komandan baru Pasukan Quds, Brigadir Jenderal Esmail Ghaani, mengatakan ia akan melanjutkan apa yan telah dilakukan oleh pendahulunya, Qassem Soleimani. Soleimani mengukir lingkup pengaruh Iran yang mengalir melalui Suriah, Lebanon, Irak dan Yaman, dengan menantang saingan regional Iran, Arab Saudi, serta Amerika Serikat dan Israel.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: