Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perdagangan di Jalur Sutra Abad ke-21 Tembus US$1,34 Triliun

Perdagangan di Jalur Sutra Abad ke-21 Tembus US$1,34 Triliun Kredit Foto: Reuters/Thomas White/Illustration/File Photo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perdagangan China dengan negara-negara yang berpartisipasi dalam proyek ambisius Belt and Road Initiative (BRI) telah berkembang dan mencapai 9,27 triliun yuan atau US$1,34 triliun pada 2019. Menurut data Kepabeanan China, jumlah itu telah melampaui pertumbuhan perdagangan agregat negara China sebesar 7,4 poin persentase.

"Lebih dari US$60 miliar investasi telah dijanjikan di bawah Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC)," ungkap Zou Zhiwu, Wakil Menteri Administrasi Umum Kepabeanan China, dikutip RT, Rabu (15/1/2020).

Baca Juga: AS-China Guyub Jadi Berkah Buat Rupiah: Gak Pandang Bulu, Semua Dilibas!

CPEC yang menghubungkan wilayah Xinjiang China dengan pelabuhan Gwadar Pakistan dianggap sebagai proyek utama dari inisiatif ini. Dijuluki proyek Jalur Sutra abad ke-21, BRI diumumkan oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping tujuh tahun lalu. Sejak itu, Beijing telah menandatangani 198 dokumen kerja sama dengan 167 negara dan organisasi internasional.

Inisiatif multi-triliun dolar ini bertujuan meningkatkan konektivitas dan kerja sama antara negara-negara Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika Latin melalui jaringan laut dan darat sepanjang enam koridor. Proyek ambisius ini bertujuan memperbaiki integrasi regional, meningkatkan perdagangan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Para ahli mengatakan, proyek ini akan secara signifikan meningkatkan perdagangan global karena mampu memotong biaya perdagangan hingga setengahnya untuk negara-negara yang terlibat.

Proyek pengembangan Jalur Sutra Baru, menurut European Bank for Reconstruction and Development (EBRD), melibatkan investasi lebih dari US$1 triliun untuk pembangunan infrastruktur pelabuhan, jalan, jalur kereta api, dan bandara, termasuk pembangkit listrik dan jaringan telekomunikasi.

Beijing, menurut laporan CSIS, telah menyuntikkan modal dalam jumlah besar ke institusi-institusi keuangan publik China, seperti Chinese Development Bank (CDB) dan Export-Import Bank of China (EXIM).

Bank-bank tersebut akan menikmati biaya-biaya pinjaman yang rendah, saham mereka diperlakukan seperti utang pemerintah dengan tingkat bunga sangat rendah dan mendapat akses pinjaman dari People’s Bank of China. Mereka juga diperbolehkan meminjamkan dana secara murah kepada perusahaan-perusahaan China yang bekerja pada proyek Jalur Sutra.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: