Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hong Kong Lagi Krisis, Ratusan Lembar Masker N95 Malah Dicuri

Hong Kong Lagi Krisis, Ratusan Lembar Masker N95 Malah Dicuri Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Kekurangan masker wajah di Hong Kong berada pada tahap kritis. Orang-orang bersedian melakukan kejahatan untuk mendapatkan barang penting saat wabah virus corona baru, COVID-19.

Seperti yang dilansir dari Malay Mail, Jumat (14/2/2020), polisi Hong Kong mengumumkan peningkatan peringatan keamanan di Facebook setelah dua pria masuk ke mobil dan membawa delapan kotak berisi 160 lembar masker N95.

Baca Juga: Orang Terkaya Hong Kong Gelontorkan Dana Rp178 Miliar untuk Lawan Virus Corona

Dari rekaman CCTV polisi telah berhasil menangkap satu tersangka di Choi Yuen Estate, Sheung Shui dan mengidentifikasi pelaku lain yang masih belum ditangkap.

Dengah lonjakan permintaan masker wajah, polisi juga mengeluarkan pengingat agar mereka yang memiliki barang-barang tersebut untuk waspada. Sementara itu, Hong Kong memperpanjang liburan sekolah hingga 16 Maret.

Pegawai negeri juga diizinkan bekerja dari rumah hingga 23 Februari untuk mnegurangi risiko penyebaran virus corona. Menteri Pendidikan Kevin Yeung mengatakan murid-murid sekolah menengah dan sekolah dasar akan kembali belajar pada pertengahan Maret.

Sebelumnya pemerintah menetapkan hari libur sekolah hingga 2 Maret. Keputusan ini diambil ketika China mengumumkan kenaikan angka kematian akibat virus corona.

“Menghindari pertemuan publik adalah strategi untuk mencegah dan mengendalikan epidemi,” ujar Yeung.

Hingga kini, Hong Kong mengonfirmasi 50 kasus dan satu kematian akibat virus corona. Wabah itu membuat sejumlah sekolah di Hong Kong beralih dengan metode pembelajaran secara daring melalui panggilan video. Para murid tetap diberikan tugas harian maupun mingguan.

Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam telah menutup sejumlah perbatasan dengan China daratan. Lam mengatakan pihaknya tidak akan menutup seluruh perbatasan.

Sebab, akan menimbulkan diskriminatif. Sedangkan warga mendesak pemerintah untuk menutup seluruh perbatasan tanpa terkecuali.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: