Karyawan Elon Musk Ungkap Tesla Melakukan Kesalahan Besar Saat. . .
CEO Tesla Elon Musk mengatakan dalam menentukan lokasi untuk membangun Gigafactory terbaru, ia pasti menghitung biaya logistik dan kualitas hidup. Musk juga mengutip insentif dan akses ke tenaga kerja besar dengan berbagai bakat sebagai faktor yang dipertimbangkannya.
Baru-baru ini pun Tesla sedang mempertimbangkan tempat untuk menemukan Gigafactory yang akan digunakan untuk memproduksi truk pickup Cybertruck baru.
Baca Juga: Meski Punya Pabrik di China, Penjualan Tesla Anjlok
Namun, menurut seorang karyawannya, dari empat kendaraan yang telah dirilis sejauh ini telah menderita keterlambatan produksi hingga berimbas pada peluncuran sedan Model 3 pada 2017 dan awal 2018. Bulan-bulan awal Model 3 disebut hampir membuat Tesla bangkrut.
Kesulitan manufaktur yang dihadapi Tesla di Fremont, California, sangat kontras dengan bekas penghuni fasilitas itu, NUMMI yakni gabungan antara Toyota dan General Motors.
Sebelum Toyota bergabung dengan pabrik itu pada 1980-an, Toyota dinilai masih berantakan. Tetapi setelah Toyota memasang sistem produksinya yang terkenal, ia menjadi salah satu pabrik otomotif terbaik di AS. Sayang, Tesla tidak mengikuti jejak Toyota.
Selain itu, NUMMI dikenal sangat fokus pada kualitas, namun Tesla memiliki kecenderungan untuk membiarkan masalah penyok dan penurunan cat untuk meningkatkan jumlah produksi.
Lalu, saat NUMMI memprioritaskan untuk mendengarkan ide-ide pekerjanya, beberapa karyawan produksi Tesla merasa input mereka diabaikan.
Musk sempat mengatakan ia ingin Tesla suatu hari dapat melampaui para pesaingnya sebagai produsen kelas dunia. Dia ingin mengalahkan Toyota diperminannya sendiri. Tapi, berdasarkan akun 42 karyawan lama dan mantan karyawannya, kalimat itu mungkin lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: