Hanya dalam sekejap, tekanan global terhadap nilai tukar rupiah bertambah signifikan hingga sukses membuat mata uang Garuda itu terjungkal ke level terbawah, baik secara regional maupun global. Jika beberapa saat lalu koreksi rupiah berkisar di angka -0,20%, kini angkanya bertambah hingga lebih dari 0,90%.
Baca Juga: Mantra The Fed Kurang Cespleng, Rupiah Jomplang ke Level Bawah Global
Terhitung sampai dengan pukul 10.55 WIB, rupiah terdepresiasi -0,90% ke level Rp14.903 per dolar AS, level tertinggi sejak satu tahun terakhir. Tak hanya itu, tekanan mendalam juga diterima rupiah dari tiga mata uang global lainnya, yakni dolar Australia (-0,72%), euro (-1,09%), dan poundsterling (-1,44%).
Baca Juga: Bukan Kaleng-Kaleng! The Fed Sulap Emas Global Jadi Kinclong Parah!
Kabar buruknya lagi, sebagian besar mata uang regional yang sebelumnya tunduk kini mulai berbalik menyerang rupiah. Alhasil, rupiah resmi menjadi mata uang paling lemah di Benua Kuning. Sang Garuda keok terhadap yen (1,92%), yuan (-1,09%), dolar Hong Kong (-0,95%), dolar Taiwan (-0,84%), dolar Singapura (-0,64%), baht (-0,47%), dan won (-0,16%).
Kendati begitu, rupiah bukan satu-satunya mata uang Asia yang lumpuh di hadapan global. Pasalnya, sebagian mata uang Asia memang tengah terpuruk, terutama di hadapan dolar AS, seperti halnya dolar Taiwan, baht, dolar Singapura, dan won.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: