Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Salut, Thailand Sudah Nihil Kasus Covid-19 dalam 3 Pekan Terakhir

Salut, Thailand Sudah Nihil Kasus Covid-19 dalam 3 Pekan Terakhir Para pedagang memakai masker pelindung menjual makanan di Chinatown, setelah pemerintah mulai membuka beberapa restoran di luar pusat perbelanjaan, tempat parkir, dan tukang cukur saat penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Bangkok, Thailand, Minggu (3/5/2020). | Kredit Foto: Reuters/Jorge Silva
Warta Ekonomi, Bangkok -

Pertama kalinya dalam tiga pekan Thailand melaporkan tidak ada kasus infeksi dan kematian terkait virus corona. Sehingga, total kasus yang terkonfirmasi tetap 3.125 dan sebanyak 58 pasien di antaranya meninggal dunia.

Hingga Kamis (11/6/2020), maka sudah 17 hari tidak ada penularan virus corona yang terjadi dalam negeri. Kasus-kasus infeksi yang terakhir ditemukan di tempat  warga Thailand yang baru pulang dari luar negeri dikarantina. Juru bicara Pusat Administrasi Covid-19 pemerintah Thailand  Panprapa Yongtrakul sebanyak 2.987 pasien sudah pulih.

Baca Juga: Ini Wajah Baru Jubir Penanganan Covid-19 yang Jadi Sorotan Publik Thailand

Sementara itu Korea Selatan (Korsel) yang sebelumnya dianggap berhasil memutus rantai penularan melaporkan 45 kasus infeksi. Hanya dua kasus yang tidak terjadi di wilayah metropolitan Seoul dan sekitarnya.

Karena peningkatkan jumlah kasus infeksi terus terjadi otoritas kesehatan pun khawatir terjadinya gelombang baru. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korsel (KCDC) melaporkan maka jumlah kasus infeksi di Negeri Ginseng menjadi 11,947 kasus dan 276 pasien diantaranya meninggal dunia. 

Ibu kota Seoul melaporkan 21 kasus infeksi sementara 22 kasus lainnya ditemukan di Incheon dan Gyeonggi. Sejak akhir Mei lalu rata-rata Korsel melaporkan 30 hingga 50 kasus per hari. Sebagian besar terjadi di wilayah ibukota yang padat penduduk.

Walaupun menyampaikan kekhawatiran atas meningkatnya jumlah kasus infeksi baru-baru ini. Tetapi, pemerintah Korsel menolak untuk menerapkan kembali peraturan pembatasan sosial yang sudah dilonggarkan dengan alasan dapat mengganggu perekonomian.

Sikap pemerintah Korsel kontras dengan urgensi yang disampaikan Direktur KCDC Jung Eun-kyeong. Ia mengatakan, petugas kesehatan kesulitan untuk melacak penularan yang melaju dengan cepat dan tak terprediksi. Sebab, masyarakat meningkatkan aktivitas mereka dan tidak lagi mematuhi peraturan pembatasan sosial.

"Rantai penularan menyebar dengan konsisten di wilayah ibu kota yang padat penduduk, jika kami terus gagal memutus rantai itu, kami tidak bisa mengabaikan kemungkinkan penyebaran masif," katanya.

Sementara India, melaporkan dalam 24 jam terakhir ada 9.996 kasus infeksi virus corona yang terjadi di negara itu. Mumbai, New Delhi dan Chennai menjadi kota-kota dengan jumlah kasus infeksi tertinggi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: