Kesenjangan generasi alias generation gap menjadi topik menarik yang booming di dunia kerja lima tahun belakangan ini. Hal inilah yang kemudian diulas oleh duo praktisi komunikasi, Erwin Parengkuan dan Becky Tumewu, lewat buku terbaru mereka yang diberi judul Generation Gap(less).
Dalam Virtual Book Launch & Discussion yang diselenggarakan penerbit Gramedia Pustaka Utama dan TALKinc pada Selasa (14/7/2020), Erwin dan Becky memberikan wawasan lebih banyak mengenai tantangan antargenerasi saat ini.
"Dahulu hanya ada dua-tiga generasi dalam sebuah organisasi. Semua orang di dalamnya cenderung tidak memiliki pembanding dan yang mereka lakukan adalah mengikuti jejak pendahulu mereka. Perbedaan pun menjadi tidak terlalu terasa," tutur Erwin.
Baca Juga: Petinggi Milenial di BUMN, Erick: Ini Nggak Main Suntik Aja!
"Masalah baru muncul kini, ketika dalam satu perusahaan bisa terdapat empat sampai lima generasi berbeda. Industri 4.0 yang kian maju dan berkembang juga serbuan teknologi yang bergerak cepat menambah segala keruwetan ini. Bila tidak segera diantisipasi oleh para pemimpin di puncak manajemen, bahaya besar akan mengancam keberlangsungan usaha," tambahnya.
Erwin dan Becky kemudian memetakan hal-hal yang mereka temui dan pelajari menjadi lima bab dalam buku Generation Gap(less). Bab pertama: Understand-Inc Generation: Setiap Generasi Memang Berbeda memberikan gambaran mengenai latar belakang beberapa generasi sebagai faktor yang membentuk kepribadian setiap generasi dengan ciri khas masing-masing.
Dilanjutkan bab When Millennials Rule: Aturan Main Baru yang memberikan wawasan mendalam mengenai generasi milenial yang menempati jumlah terbesar dalam dunia kerja saat ini. Bab ketiga, Embracing Multi-generational Workforce: Mengatur Strategi Komunikasi Efektif memaparkan beragam tip komunikasi dan cara meminimalkan konflik dalam perusahaan akibat kesenjangan gaya komunikasi. Gaya komunikasi yang dibutuhkan kemudian dibahas pada bab Rebranding: Merangkul Perubahan.
Sebagai penutup, bab Get Ready for Gen Z: Mempersiapkan Langkah Berikutnya memberikan deskripsi mengenai generasi Z sebagai pelaku kerja potensial yang harus dipahami dan dibimbing di masa depan.
"Hasil riset yang kami lakukan di suatu bank lokal menunjukkan bahwa 20% dari dua puluh pemimpin yang konsisten melaksanakan tools yang kami berikan berhasil memiliki tim kerja yang sangat kondusif. Para pemimpin tersebut menjadi lebih terbuka dalam hal komunikasi dan bekerja dengan sangat baik. Bagaimana dengan 80% selebihnya? Sisanya adalah pemimpin yang masih resisten dan baper dengan tim kerja yang tidak solid," ujar Becky.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: