AS dan Cina pun terlibat perselisihan di bidang atau industri teknologi. Pemerintahan Presiden Donald Trump telah melarang raksasa telekomunikasi Cina, Huawei, untuk mengakses teknologi dan komponen yang diproduksi di AS.
Kebijakan itu merupakan pukulan besar bagi Huawei. Sebab mereka masih menggunakan dan mengandalkan sistem operasi yang dikembangkan Google untuk produk ponsel pintarnya.
Pada Desember 2019, Financial Times, mengutip catatan perusahaan pialang China Securities, melaporkan bahwa Pemerintah China telah memerintahkan seluruh badan serta institusi pemerintah untuk mengganti semua perangkat keras dan perangkat lunak komputer produksi asing dalam tempo tiga tahun.
Langkah itu diperkirakan akan memukul perusahaan seperti Microsoft, Dell, dan Hewlett-Packard (HP).
Perusahaan seperti Apple, Dell, HP, dan lainnya bergantung pada pabrik-pabrik Cina untuk merakit sebagian besar ponsel, komputer serta barang elektronik lainnya yang mereka produksi. Namun dalam prosesnya, pabrik-pabrik itu membutuhkan cip prosesor dan komponen lain dari AS, Jepang, Taiwan, dan Eropa.
Dengan kebijakan yang diambil Trump terhadap perusahaan China, termasuk Huawei, pola atau alur produksi yang telah terbangun terancam terganggu. Hal itu dapat menyebabkan kerugian miliaran dolar AS.
Dalam bidang keamanan, Cina dan AS pun tak lepas dari gesekan. Di Pasifik, tepatnya di Laut Cina Selatan (LCS), kedua negara itu kerap terlibat aksi provokatif. China diketahui mengklaim lebih dari 90 persen wilayah perairan internasional tersebut. Washington menolak klaim itu dengan tetap mempraktikkan kebebasan navigasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: