Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan: Tidak Ada Lockdown di Kementan

Kementan: Tidak Ada Lockdown di Kementan Kementerian Pertanian Republik Indonesia | Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri, menjelaskan bahwa tidak ada lockdown di Kementan seperti dalam pemberitaan media. Penutupan sementara gedung C lebih untuk memberikan waktu bagi Satgas Covid-19 untuk melakukan disinfeksi total ke semua ruangan.

Sementara dilakukan disinfeksi, semua pegawai tetap bekerja dari rumah. Proses disinfeksi diperkirakan hanya berlangsung beberapa hari.

Baca Juga: Kementan Lockdown, Lha Kalung Anti-Corona Apa Kabar?

"Kita perlu waktu untuk tindakan pencegahan dan antisipasi penularan lanjutan. Yang terdeteksi pun saat ini sudah ditangani dan isolasi mandiri," jelas Kuntoro dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (25/8/2020).

Sejak awal pandemi Covid-19, Kementan telah membentuk satgas Covid-19 Kementan yang melibatkan dokter, tenaga medis. Satgas Covid-19 Kementan bertugas untuk melakukan tracing dan isolasi agar penyebaran virus tidak meluas. "Kami mengapresiasi gerak cepat tim satgas sehingga pegawai yang berpotensi terpapar Covid-19 bisa cepat terdeteksi," ungkap Kuntoro.

Menurutnya, sudah menjadi prosedur tetap di lingkungan Kementan untuk melakukan rapid test secara berkala bagi pegawai yang masih bertugas di kantor maupun lapangan. Jika ditemukan hasil reaktif pada rapid test, satgas akan secepatnya melakukan uji swab lanjutan.

Langkah tim Satgas Covid-19 Kementan untuk men-tracing dan memperketat deteksi memang perlu dilakukan karena sebagian besar pegawai Kementan masih aktif turun ke lapangan. "Kami tetap ke lapangan, melayani petani, peternak, dan masyarakat yang butuh dukungan Kementan meski saat ini masih pandemi. Yang pasti setiap ke lapangan kami dites secara rutin," katanya.

Pembangunan pertanian, ungkap Kuntoro, memang tidak boleh berhenti. Apalagi, sektor pertanian saat ini menjadi penopang bagi perekonomian nasional. "Terbukti saat ini pertanian bertumbuh positif. Berkontribusi tertinggi bagi PDB. Karena petani masih bekerja, dan tugas kami memastikan mereka tetap bekerja. Pangan tidak bisa berhenti," tegasnya.

Kuntoro menambahkan, kerja keras insan pertanian di masa pandemi dapat dilihat dengan bertumbuhnya PDB pertanian 16,4% pada kuartal II/2020. Ekspor pertanian pada Juli 2020 pun tetap tumbuh positif 11,7 persen dibandingkan Juli 2019. Padahal, sektor lainnya seperti migas, industri pengolahan, serta pertambangan dan lainnya tumbuh negatif dibandingkan tahun lalu.

Dari sisi kesejahteraan petani, indikator Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga mengalami kenaikan. NTP nasional Juli 2020 sebesar 100,09 atau naik 0,49 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Sementara, NTUP nasional Juli 2020 sebesar 100,53 atau naik 0,28 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

Hingga saat ini, kekhawatiran tentang krisis pangan yang disebut Food and Agriculture Organization (FAO) berpotensi terjadi di banyak negara pun masih bisa diredam. Ketersediaan dan harga pangan masih stabil dan terkendali.

Menurut Kuntoro, pandemi telah menyebabkan beberapa permasalahan distribusi produksi petani yang melimpah, sebagai satu contoh. Jajaran Kementan dikerahkan untuk mengatasi permasalahan di lapangan.

Karenanya, kejadian terinfeksi Covid-19 menjadi risiko yang pasti buat jajaran Kementan. Namun, menurut Kuntoro, kasus positif pada beberapa pegawai ini telah tertangani. Satgas Covid 19 Kementan telah bergerak cepat untuk mencegah penularannya meluas.

"Risiko ini bagian dari pengabdian kami bagi petani dan negara. Semoga kawan-kawan kami segera pulih. Kita harus terus disiplin mematuhi protokol kesehatan. Pandemi harus kita hadapi dengan cara yang tepat dan disiplin," tutup Kuntoro.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: